Liputan6.com, Cirebon - Dua buah keranda jenazah teronggok di pojok depan kanan dan kiri Masjid Nurussholihah yang terletak di kawasan Pangeran Drajat Kota Cirebon. Keranda jenazah itu sengaja diletakkan pengurus masjid untuk mengumpulkan sedekah jemaah.
"Sejak tahun 1993 atau saat masjid dibangun, kami pengurus masjid sudah sepakat membuat kotak amal dengan bentuk yang berbeda," ujar Saefulloh, salah seorang pengurus masjid setempat, Rabu, 20 Juli 2016.
Tidak sedikit umat Muslim yang hendak beribadah di masjid ini heran dan membelalakkan mata. Tidak sedikit pula jemaah yang bertanya-tanya kepada pengurus masjid terkait maksud dan tujuan membuat kotak amal berbentuk keranda mayat.
Dia menjelaskan, ide membuat kotak amal berbentuk keranda mayat tersebut sebagai pengingat kepada manusia yang juga akan meninggal. Ukuran kotak amal keranda itu sesuai standar umumnya kotak amal biasa. Pada bagian sudutnya diberi besi yang menggambarkan keranda mayat dan diselimuti kain bertuliskan Kotak Amal.
Dalam Islam, ketika semasa hidupnya banyak beramal, kehidupan di akhirat akan terjamin. Jadi, pembuatan kotak amal ini bukan sekedar mencari sensasi belaka.
Baca Juga
"Kita secara tidak langsung mengingatkan jemaah kalau manusia itu pasti akan mati. Tujuannya untuk ke akhirat, bukan menakut-nakuti," tutur Saefulloh.
Dia mengaku, banyak jemaah yang kaget dan heran. Bahkan, ketika kotak amal tersebut diputar di tengah-tengah khotbah salat Jumat. "Ada yang takut, kaget, tertawa kecil bahkan salut dengan ide pembuatan kotak amal kami," ucap dia.
Pengalaman itu dirasakan Samsul, salah seorang warga yang hendak salat di masjid tersebut. Menurut dia, ide kotak amal ini awalnya sedikit aneh dan tabu, tapi lambat laun dirinya memahami maksud tersirat dibuatnya kotak amal di masjid Cirebon itu.
"Di mata masyarakat keranda mayat kan selalu berpikir ke hal yang menyeramkan. Tapi dengan ide ini justru terbalik, saya pribadi semakin diingatkan agar dalam hidup tidak lupa beramal," ujar Samsul.