Liputan6.com, Makassar - Lehodo merupakan sajian wajib warga Desa Wasuponda Kabupaten Luwu Timur saat merayakan pesta panen padi di Sulawesi Selatan. Lehodo merupakan penganan mirip lemang dari Sumatera Barat.
Ketan dari beras ketan putih atau hitam yang dibakar dalam bambu dan dinikmati dengan ikan bandeng bakar.
Advertisement
Baca Juga
Tradisi makan lehodo ini turun-temurun digelar dua kali dalam setahun. Warga setempat menyebut tradisi makan lehodo dengan padungku. Padungku juga bisa berarti makan siang bersama petani beserta keluarga besar mereka.
"Butuh waktu 3 jam kita membuat lemang atau lehodo bahasa Suku Padoe asli Wasuponda. Bahannya beras pulut putih atau hitam diberi santan kelapa, lalu dibungkus atau digulung dengan daun pisang," warga Wasuponda kepada Liputan6.com di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/7/2016).
"Kemudian dibakar satu per satu hingga matang. Menariknya usai makan bersama, lemang hasil pembakaran yang terbaik dilelang mulai dari harga Rp 100.000 per ikat dan seterusnya," sambung dia.
Selain lehodo, lanjut Murni, penganan lain juga disediakan untuk melengkapi sajian makan siang petani. Seperti buras yang lauknya dicampur dengan opor ayam.
Ketua Kelompok Tani Lembo Alam Wasuponda, Andarias mengaku, padungku tidak hanya sekadar pesta makan siang bersama petani dan keluarganya.
"Melainkan padungku juga adalah forum urung rembuk petani untuk menyepakati kapan waktu yang baik untuk menebar bibit padi di sawah," Andarias menjelaskan.