Sukses

Anjing Pelacak Sisir Lapas Bentiring Bengkulu Pasca-Rusuh

Anjing-anjing itu lantas diajak berkeliling ke setiap sel di dalam Lapas Bentiring Bengkulu.

Liputan6.com, Bengkulu - Aparat kepolisian Resort Bengkulu kembali menggelar razia narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Bentiring, Kota Bengkulu.

Ini merupakan razia lanjutan pasca-kerusuhan pada Kamis 21 Juli 2016 lalu. Saat itu kerusuhan berujung bentrok fisik terjadi ketika aparat Polres Bengkulu merazia narkoba di LP Kelas II A Bentiring.

Namun pada razia kali ini polisi lebih siap dengan menyiagakan pasukan satuan Brimob bersenjata laras panjang di setiap sudut lapas.

Dalam razia kali ini aparat membawa dua anjing pelacak. Hewan-hewan itu lantas diajak berkeliling ke setiap sel di dalam penjara untuk mendeteksi keberadaan narkoba yang diduga masih disembunyikan warga binaan.

Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta mengatakan, jajarannya terus melakukan penyisiran karena diduga masih ada narkoba yang disimpan di dalam penjara. Hasil identifikasi terhadap para narapidana yang ditetapkan sebagai tersangka, napi-napi ini terus mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara.

"Kerusuhan Kamis lalu jelas sistemik dan terorganisir. Anjing pelacak yang dibawa ini memang sengaja untuk menyisir setiap sudut ruangan yang diduga menjadi lokasi penyimpanan narkoba," kata Ardian di Lapas Bentiring, Bengkulu, Selasa (26/7/2016).

Pihaknya akan terus melakukan pembersihan di lapas. Karena hingga saat ini peredaran narkoba di Bengkulu diduga masih dikendalikan dari balik tembok penjara.

Sebelumnya aparat menetapkan 8 tersangka kasus kerusuhan berujung bentrok fisik di dalam Lapas Bentiring pada Kamis 21 Juli lalu. Para tersangka itu terdiri dari satu orang Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) satu orang polisi khusus lapas (polsuspas), satu orang narapidana yang terjerat kasus narkoba sebagai bandar besar, dan lima orang terpidana kasus narkoba.

Ini merupakan kerusuhan lapas kedua setelah pada Maret 2015 lalu juga terjadi kerusuhan di Rutan Malabero dalam razia yang dilakukan BNN dan mengakibatkan 5 orang tahanan tewas terpanggang.