Liputan6.com, Malang - Nama Imamatul Maisaroh, mantan TKI asal Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyedot perhatian publik. Ia menjadi perempuan asal Indonesia pertama yang berpidato di panggung konvensi nasional Partai Demokrat, Amerika Serikat.
Foto dan video di berbagai media yang memperlihatkan Ima, sapaan Imamatul Maisaroh, bersama Presiden AS Barack Obama membuat heboh warga kampung asal Ima di Desa Kanigoro. Putri sulung pasangan Turiyo dan Alima ini disebut sudah jadi orang hebat dan patut ditiru, terutama oleh warga desa yang kini merantau jadi buruh migran.
"Kabarnya Ima sekarang jadi ajudan Presiden Barack Obama. Sudah jadi orang hebat, tak ada yang menyangka. Bagi kami, kabar itu seperti mengalahkan berita kebakaran di pasar," kata Rowim, tetangga Ima di Malang, Selasa, 26 Juli 2016.
Ima diketahui hanya tiga kali pulang ke rumah orangtuanya sejak meninggalkan kampung halaman pada 1997 lalu. Ima dikenal sosok yang ramah dan selalu menyempatkan diri berkunjung ke tetangga jika pulang ke kampung.
Saat pulang ke Malang, ia bisa tinggal satu sampai dua bulan lamanya.
"Banyak pemuda-pemuda desa kami yang kerja di luar negeri, tapi baru kali ini ada berita luar biasa tentang warga kami," ucap Rowim.
Banyak pemuda Desa Kanigoro memilih bekerja ke luar negeri. Dari total 11 ribu jiwa warga desa, lebih dari 300 warga di antaranya menjadi TKI.
Baca Juga
Tapi, Amerika Serikat bukanlah tujuan utama mereka. Umumnya, mereka memilih Taiwan, Hong Kong dan negara kawasan timur tengah.
Sekretaris Desa Kanigoro, Taufik mengatakan, sejak dulu sampai saat ini hanya Ima dan saudara sepupunya Sri Wahyuni yang memilih ke Amerika Serikat.
"Keduanya juga sampai sekarang bermukim di sana, jarang pulang. Tiba–tiba dapat kabar soal Ima pidato di konvensi Partai Demokrat," ucap Taufik.
Advertisement
Netralisir Kabar Duka
Kabar tentang Ima ini menjadi berita luar biasa bagi warga desa. Sebelumnya, kabar duka lebih sering menghampiri desa ini.
Setahun yang lalu, seorang pemuda desa meninggal saat bekerja di Arab Saudi. Lima tahun sebelumnya juga ada seorang warga yang pulang dalam kondisi terbujur kaku lantaran meninggal dunia di Suriah, negara tempatnya bekerja.
"Keberanian dan kemauan belajar Ima ini yang harus jadi contoh bagi pemuda desa kami yang sekarang bekerja di luar negeri," ucap Taufik.
Imamatul Maisaroh hanya mengenyam pendidikan formal sampai kelas I SMA Khairudin Gondanglegi Kabupaten Malang. Ia putus sekolah lantaran dinikahkan dengan pria yang bahtera rumah tangga itu berakhir pada perceraian.
Pada 1997, Ima mendaftar ke perusahaan Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk bekerja ke Hongkong. Bukannya berangkat ke negara tujuan, Ima dan saudara sepupunya Sri Wahyuni menerima tawaran dari pemilik PJTKI untuk bekerja ke Amerika Serikat.
Di negeri Paman Sam itulah cerita panjang perjalanan Ima menjadi staf khusus Presiden Obama dimulai. Ia sempat mendapat kekerasan dari majikan tempatnya bekerja sebelumnya akhirnya aktif di lembaga anti-perdagangan manusia dan diundang berpidato di konvensi Partai Demokrat di Pensylvania, Amerika Serikat.