Sukses

Sampah Sandal Bekas Jadi Latar Selfie Remaja Bengkulu

Para remaja Bengkulu berinisiatif mengumpulkan sandal-sandal bekas yang berserakan.

Liputan6.com, Bengkulu - Ketika mendengar kata sandal bekas yang terbayang adalah benda butut mengganggu pemandangan dan cepat-cepat ingin kita singkirkan. Itu jika terjadi di rumah kita dan hanya satu atau beberapa sandal saja. Apa jadinya jika ada ratusan sandal bekas tanpa pasangan berserakan di pinggir pantai.

Ratusan sandal yang berserakan di antara tumpukan sampah kayu dan botol bekas air mineral itu tergeletak di pesisir Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu. Keberadaannya selain merusak pemandangan, juga memunculkan inspirasi para remaja di sekitar kawasan yang berada tepat di bawah Benteng Marlborough.

Dengan semangat ingin membersihkan pantai, belasan anak muda yang tergabung dalam Komunitas Remaja Tapak Paderi Peduli ini mulai bergotong royong mengumpulkan sampah dan memilahnya.

"Kami melihat ada sesuatu di balik tumpukan sampah itu. Setelah berdiskusi, muncul ide untuk membuat sebuah monumen sandal," kata Dero Afrianto, ketua komunitas, di Bengkulu, Jumat 29 Juli 2016.

Potongan kayu dirangkai menjadi sebuah media penyangga. Ratusan sandal dan botol air mineral yang sudah tidak berguna itu lalu disusun rapi menghadap ke arah pantai.

Keberadaan susunan sandal yang sangat mencolok itu tentu saja menyita perhatian para pengunjung pantai yang melintas. Momen ini tentu saja digunakan oleh para remaja untuk foto selfie.

Intan Ayuningtyas, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, mengaku tertarik untuk melakukan foto selfie yang disebutnya sebagai monumen sandal itu karena unik dan hanya ada di Bengkulu.

"Sudah banyak beredar foto selfie monumen sandal ini di media sosial, jadi kami ke sini khusus untuk berfoto selfie," Intan mengungkapkan.

Eko Putra Membara dan Agung Oktialis yang juga khusus datang untuk melakukan foto selfie mengatakan, keberadaan monumen sandal ini merupakan bentuk sindiran kepada pemerintah untuk lebih peduli kebersihan pantai.

"Berfoto di sini dan disebar ke media sosial, artinya kita ikut mendorong pemerintah lebih memperhatikan kawasan ini untuk tetap bersih dan memiliki nilai jual," kata Eko.