Liputan6.com, Cianjur - Sebanyak enam siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukajaya, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, ditabrak sepeda motor di Jalan Purwakarta - Bandung, di wilayah Sukatani, Purwakarta pada Jumat 29 Juli 2016. Dalam kejadian itu, salah seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas 1 meninggal dunia.
Selain lima pelajar dalam kejadian tersebut salah satu orangtua siswa juga ikut tertabrak. Kejadian bermula saat enam siswa SD itu hendak menyeberang menuju sekolahnya, tidak jauh dari lokasi sekolah.
‪"Saat mereka menyeberang, ada pengendara roda dua ngebut langsung menabrak para pelajar," kata salah seorang warga, Kosasih.
Warga yang melihat kejadian itu langsung mengevakuasi semua korban ke RSUD Bayu Asih. "Salah satu siswa meninggal dan lima korban lain mengalami luka ringan," ujar Kasat Lantas Polres Purwakarta, AKP Arman Sahti.
Pengendara roda dua bernomor polisi T 4065 CR yang menabrak keenam siswa diketahui bernama FGM (16), pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Purwakarta.
‪Mendengar insiden tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berang. "Anak itu dikeluarkan dari sekolahnya mulai hari ini," kata Dedi saat dihubungi.
‪Dedi mengatakan pemecatan itu dilakukan karena pelajar SMK itu telah melanggar peraturan bupati yang melarang pelajar menggunakan sepeda motor.
‪"Itu anak baru masuk sekolah, dikasih motor sport baru. Belum cukup umur bawa motor, belum punya SIM, lalu nabrak anak SD kelas 1 sampai meninggal, ada yang luka-luka. Itu namanya keterlaluan," ujar Dedi.‬
‪Dedi menyayangkan orangtua siswa membiarkan anaknya membawa sepeda motor ke sekolah. Termasuk, pihak sekolah yang tidak mengawasi pelajarnya.‬
‪"Orangtuanya akan saya panggil, kok bisa-bisanya belikan anak motor biarkan anak ke sekolah pakai motor? Kan ada aturannya enggak boleh. Termasuk pihak sekolah, enggak mendidik dan mengawasi dengan benar apa. Pihak sekolahnya saya panggil juga, sanksi menanti," ujar Dedi.
Korban Kecelakaan Maut Cianjur
Sementara itu, sebanyak delapan korban luka-luka kecelakaan truk maut hingga saat ini masih dirawat di RSUD Cianjur. Sedangkan, 10 korban tewas sudah dibawa ke rumah duka pada Sabtu sore untuk dimakamkan.
"Ada delapan orang yang masih menjalani rawat inap. Luka berat tiga orang, dan lainnya luka ringan namun masih membutuhkan perawatan," ujar Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu, Minggu, 1 Juli 2016.
Kedelapan nama korban yang masih dirawat adalah Jujun (23), warga Kampung Bangbayang Gekbrong, Cianjur; Muchammad Mumud (16), warga Kampung Cicurug RT 01/06, Desa Songgom, Kecamatan Gekbrong, Cianjur, Suryadi (30), kernet truk, warga Kampung Salembora, Desa Cogrek, Kabupaten Tangerang, Asep Ardiansyah (29), warga Kampung Jambudipa, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur
Berikutnya Asep Suhandi (35), sopir truk, warga Kampung Salembora, Desa Cogrek, Kabupaten Tangerang; Ade Irawan (29), warga Kampung Tanjungsari, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur; Nuresela (19) warga Kampung Sukaratu, Kecamatan Gekbrong, Cianjur; dan Nova Susilawati (30), warga Kampung Jambudipa RT 02/09, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur.
Kecelakaan maut melibatkan lima kendaraan terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Sabtu, 30 Juli 2016, sekitar pukul 09.00 WIB. Dalam peristiwa mengerikan itu, 10 orang tewas, delapan (sebelumnya tujuh orang) lainnya terluka.
Peristiwa tersebut berawal saat mobil truk bernopol B 9479 GDA melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Sukabumi menuju Cianjur. Saat tiba di Kampung Bangbayan, Desa Bangbayan, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, truk yang dikemudikan Asep Suhandi (35) hilang kendali hingga ke jalur kanan.
Tabrakan pun tak terelakkan. Truk tanpa muatan itu menabrak angkot nopol F 2989 YY, tanpa penumpang serta empat sepeda motor yang sedang melaju dari arah berlawanan.
Namun, truk masih melaju hingga menabrak dua orang penyeberang jalan. Setelah itu, truk warna kuning keluar jalur dan baru berhenti setelah menabrak tiga bangunan, yaitu bengkel motor, depo isi ulang air mineral, dan warung. Beberapa saat setelah kejadian, korban luka maupun tewas bergelimpangan di pinggir jalan tersebut.
Advertisement