Liputan6.com, Makassar - Puluhan anjing tak bertuan di Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan terjaring oleh tim terpadu Pemerintah Kota Makassar. Mereka ditangkap dan dibunuh untuk mencegah penyebaran rabies.
Operasi yang dimulai 02.00 Wita, Selasa (2/8/2016) tersebut melibatkan dokter hewan dan Tim Teknis Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Peternakan DKP3, Satpol PP, Babinsa dan Binmas.
Hasilnya, 42 anjing ditangkap. Setelah ditangkap, petugas langsung mengeliminasi anjing-anjing itu.
Satu per satu anjing liar dalam kondisi tak bernyawa dinaikkan ke kendaraan tim terpadu. Selanjutnya, bangkai anjing liar tersebut dibakar dalam incinerator di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala.
"Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat," kata Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Abdul Rahman Bando kepada Liputan6.com, Makassar, Selasa (2/8/2016).
Menurut dia, kegiatan tim terpadu ini bakal berlanjut di wilayah lainnya. Tujuannya untuk meminimalisasi potensi gangguan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Sekaligus mencegah penyakit rabies akibat gigitan anjing dari adanya laporan dan permintaan tindakan oleh warga setempat. Dan sementara, kita fokus di Tamalanrea seputar kompleks BTP," Rahman menjelaskan.
Dia mengatakan anjing peliharaan yang dibiarkan keluar rumah tanpa pengawasan, lebih berisiko terkena rabies. Sebab, anjing ini memiliki peluang lebih besar terlibat interaksi dengan anjing-anjing liar, ketimbang anjing peliharaan yang diawasi oleh pemiliknya.
Gejala Rabies
Kepala Dinas Kesehatan Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan masyarakat wajib mengetahui gejala rabies pada anjing.
"Sama seperti pada manusia, gejala rabies pada hewan pun akan melewati beberapa tahapan. Misalnya pada anjing, tahapan pertama biasanya akan terlihat tidak mau makan. Kemudian anjing akan terlihat jinak, meski terhadap orang-orang yang tidak dikenalinya," kata Naisyah.
Selanjutnya, tahap kedua yang disebut tahap ’anjing gila’. Tahap ini biasanya hanya berlangsung 2-4 hari. Tahapan ini ditandai dengan perilaku anjing yang liar dan agresif. Dari perilaku agresif tersebut, anjing yang terlihat tidak memiliki takut terhadap musuh-musuh alaminya.Â
"Dan yang terakhir adalah tahap lumpuh. Pada fase ini anjing akan terlihat mengeluarkan busa dari mulutnya, tampak seperti sedang tersedak dan rahang bawah yang terlihat turun. Selanjutnya, otot-otot rahang, mulut, serta kerongkongan hewan tersebut mengalami kelumpuhan dan akhirnya mati," tutur Naisyah.