Sukses

2 Lelaki Berseragam Polisi Rampok Truk di Pantura

Sebagian anggota komplotan perampok itu bisa diringkus dalam waktu tiga jam saja.

Liputan6.com, Semarang - Sebuah mobil Avanza bernomor ciri khas polisi menghentikan truk tronton bermuatan rokok pada Selasa malam, 26 Juli 2016. Dua penumpang berseragam polisi kemudian menyuruh sopir truk bernomor polisi W 9523 US itu untuk turun.

Karena dihentikan, Jamroni dan Kartimin yang merupakan sopir dan kernet truk itu pun turun. Begitu kakinya menginjak aspal, keduanya langsung dibekap dan ditodong revolver, senjata organik yang biasa digunakan polisi. Tangan keduanya lalu diborgol dan mata mereka ditutup lakban dan ditinggalkan di pinggir jalan.

Polda Jateng langsung mengusut kejadian itu. Setelah diselidiki, dua lelaki berseragam polisi itu teridentifikasi bernama Juniardi As'ad (38), warga Desa Panjang, Bandar Lampung dan Kusut.

"Mereka seolah-olah melakukan penangkapan dan langsung saja korban diborgol dan mulutnya dilakban. Kejadian di sekitar Alas Roban sampai Pemalang," kata Direktur Reskrimum Polda Jateng, Kombes Gagas Nugraha kepada Liputan6.com melalui ponselnya, Kamis (4/8/2016).

Dit Reskrimum Polda Jawa Tengah akhirnya meringkus sebagian anggota komplotan perampok bersenjata api. Mereka yang ditangkap adalah Jamal Tholib (38), warga Pesona Sekar gading, Sidoarjo, Jawa Timur yang berperan sebagai sopir. Lalu Juniardi As'ad (38), warga Desa Panjang, Bandar Lampung. Dan Wawan Yulianto (35), warga Ambal, Kebumen yang bertugas menjual barang curian.

Tiga perampok lain masih dinyatakan sebagai buron. Masing-masing adalah Kusut (38), Agus (35), dan Roni (37). Ketiganya merupakan warga Banten.

Berapa lama para polisi ini bekerja mulai dari menyelidiki hingga menangkap?

"Hanya tiga jam kami berhasil membekuk tiga pelaku. Semua atas koordinasi yang baik dengan Polres Kendal dan kerjasama dengan masyarakat," kata Gagas.

Pengacak Sinyal

Menurut Junaidi, salah satu perampok itu, ia membawa pistol rakitan yang diberikan temannya untuk jaga-jaga. Ia mengaku komplotannya menyasar target secara acak dan mengincar kendaraan, bukan muatannya.

"Dari Cilegon terus perjalanan lihat truk parkir di Alas Roban, itu saja targetnya. Saya bukan yang nodong sopirnya (korban), saya cuma bawa," kata Junaidi.

Junaidi menuturkan, perampokan yang dilakukan komplotannya bukan model perampok tanpa modal. Komplotannya sudah mempersiapkan rencana perampokan dengan matang, termasuk membawa alat pengacak sinyal GPS sehingga lokasi kendaraan yang dicuri tidak terlacak perusahaan.

"Kami pakai pengacak sinyal GPS. Jadi bermodal," ucap Junaidi.

Setelah ditangkap, polisi menyita satu senjata api dan tiga peluru, sejumlah handphone, dua borgol dengan tulisan Polri, alat pengacak sinyal GPS, dan truk. Semua didapat dari pelaku yang ditangkap. Sementara itu, seragam polisi yang digunakan pelaku masih belum ditemukan karena pemakainya masih buron.

Kasubdit Jatanras Polda Jawa Tengah, AKBP Nanang Haryono menyatakan tekadnya untuk memburu pelaku yang masih buron. Bukan saja untuk mempertanggungjawabkan perampokan yang sudah dilakukannya, tapi untuk mencegah terjadinya pengulangan kejahatan.

"Selama mereka  masih menginjakan kaki di bumi, akan saya tangkap," ujar Nanang.