Liputan6.com, Kuta - Sekumpulan warga negara asing (WNA) asal Belanda yang menamakan diri Geng Satu Darah berbuat onar saat menggelar acara pesta di sebuah sebuah klub malam ternama di kawasan Kuta, Bali, Minggu, 7 Agustus 2016.
Belum diketahui penyebab mereka membuat onar. Informasi berkembang, saat mereka tengah berpesta datang anggota kelompok geng lain yang menjadi rival Geng Satu Darah.
Keributan pun tak dapat dihindarkan. Beberapa orang dikabarkan mengalami luka-luka akibat keributan tersebut.
Advertisement
Kapolsek Kuta, Komisaris I Wayan Sumara membenarkan keributan yang dilakukan Geng Satu Darah di Kuta. Namun ia belum bisa memberi keterangan lebih lanjut apakah mereka benar-benar Geng Satu darah seperti disebut.
"Siapa pun mereka, tidak ada alasan membuat onar di Kuta. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," kata Sumara saat dihubungi Liputan6.com, Senin 8 Agustus 2016.
Sementara itu, menurut kesaksian warga bernama Nyoman, segerombolan pria berbadan besar penuh tato itu sempat kembali membuat onar di jalanan. Mereka mengadang warga yang melintas dan memukulnya.
‎"Siapa pun yang melintas diadang dan dipukuli. Mereka rata-rata bertato dan memakai rompi hitam bertuliskan 'Satu Darah'," ucap Nyoman.
Saat ini, polisi memperketat pengamanan di wilayah Kuta.‎ Geng Satu Darah disebut-sebut didirikan oleh orang-orang keturunan Maluku, Ambon yang menetap di Belanda.‎
Disebut-sebut Geng Satu Darah telah mendirikan cabang di New South Wales, Australia selatan dan Queensland. Perekrutan rata-rata melalui media sosial.
Menurut riwayatnya, 'Satu Darah Motor Club' didirikan di Kota Moordrecht, Belanda selatan pada tahun 1990. Nama 'Satu Darah' sendiri berasal dari Bahasa Indonesia.