Liputan6.com, Kuta - Sekumpulan warga negara asing (WNA) yang tergabung dalam Geng Satu Darah membuat onar di Diskotek Piramid yang terletak di kawasan Jalan Dewi Sri, Kuta, Bali. Tiga orang dikabarkan mengalami luka-luka atas peristiwa yang terjadi dini hari tersebut.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo menuturkan, Geng Motor Satu Darah memang memiliki agenda resmi di Bali.
Baca Juga
"Mereka melakukan reunian di Bali. Mereka membuat kegiatan selama tiga hari. Tidak hanya dari Belanda, tapi seluruh anggota Satu Darah dari berbagai belahan dunia hadir," kata Hadi saat dihubungi‎, Senin 8 Agustus 2016.
Advertisement
Usai puncak acara, pada Minggu malam mereka kemudian menggelar pesta di Diskotek Boshe. Acara itu mendapat pengawalan dari polisi.
"Mereka puncaknya menggelar pesta di Boshe, itu juga kita kawal. Selesai dari Boshe pukul 03.00 Wita dini hari, mereka kembali ke hotel menginap masing-masing. Situasi masih aman, anggota membubarkan diri," ucap dia.
‎Rupanya, beberapa dari anggota mereka melanjutkan kembali party di Diskotek Piramid. "Itu perseorangan, individu begitu. Kalau organisasinya kami kawal dan sudah selesai," kata dia.
Di Diskotek Piramid inilah terjadi keributan yang melibatkan beberapa anggota Satu Darah.
Tak berapa lama setelah mereka masuk, rupanya diskotek itu hendak tutup. Diduga lantaran tak terima diusir dari diskotek anggota Satu Darah mengamuk. Mereka terlibat keributan dan perusakan diskotek.
"Situasi reda setelah tak selang lama anggota kami tiba di tempat kejadian. Kasusnya masih kami selidiki. Tapi dugaan sementara mereka tak terima diusir lantaran diskotek tutup," ucap Hadi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Geng Satu Darah telah mendirikan cabang di New South Wales, Australia selatan dan Queensland.
Perekrutan rata-rata melalui media sosial. Menurut riwayatnya, 'Satu Darah Motor Club' didirikan di Kota Moordrecht, Belanda selatan pada 1990. Nama 'Satu Darah' sendiri berasal dari Bahasa Indonesia.