Sukses

Rekaman CCTV Bentrok Polisi Vs Satpol PP Diserahkan ke Kemendagri

Kemendagri membentuk tim investigasi terkait bentrokan antara polisi dan Satpol PP.

Liputan6.com, Makassar - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menerima kunjungan tim investigasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ia juga menyerahkan rekaman kamera pengintai CCTV penyerangan polisi ke kantor Balai Kota Makassar yang menjadi markas Satpol PP.

"Ada tim yang diutus Mendagri (Tjahjo Kumolo) ke sini untuk melakukan investigasi terkait insiden yang terjadi antara polisi dan Satpol PP," ujar lelaki yang akrab disapa Danny itu di Makassar, Sulsel, seperti dilansir Antara, Selasa (9/8/2016).

Danny mengatakan, sebelum diserahkan kepada tim dari Kemendagri, rekaman CCTV itu sudah dilaporkan ke Gubernur Sulawesi Selatan Syarul Yasin Limpo.

Ia menyebutkan jika penyerahan rekaman CCTV itu semata-mata dilakukannya karena menghargai proses hukum dan untuk mencari tahu bagaimana alur peristiwa penyerangan kantor pemerintahan itu.

"Saya sudah izin sama Pak Gubernur sebelum menyerahkan CCTV ini ke pihak Menteri (Mendagri). Di balai kota itu sangat banyak terpasang CCTV dan semuanya kita serahkan," kata dia.

Sementara itu, Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat, Kemendagri Asadullah mengatakan, pihaknya hadir di Makassar untuk mengumpulkan informasi, data, dan fakta dan dilaporkan ke Mendagri. "Kami masih mengumpulkan informasi dan data untuk dilaporkan menteri, belum ada kesimpulan," ujar dia.

Ia juga menyebut jika bentrokan antaraparat pemerintah itu tidak terlepas dari ego individu yang kemudian memunculkan kesalahpahaman dan berujung pada perkelahian. Ia menegaskan, bentrokan itu dilakukan orang per orang dan bukan antarinstitusi ataupun lembaga karena secara kelembagaan ada forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) yang selalu bersinergi satu sama lain.

Sebelumnya, bentrokan yang terjadi pada dini hari ini merupakan imbas yang terjadi dari insiden di anjungan Pantai Losari Makassar pada pukul 19.40 Wita. Saat itu terjadi adu mulut dan perkelahian antara dua anggota Sabhara Polrestabes Makassar dan anggota Satpol PP Makassar.

Usai pertikaian itu, kedua polisi bernama Bripda Hendrik dan Bripda Asmat melaporkan tindakan penganiayaan yang didapatkannya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polrestabes Makassar dengan disertai visum dari dokter rumah sakit. Kedua polisi itu melaporkan anggota Satpol PP Makassar Hendryatno ke SPKT dengan tuduhan tindakan penganiayaan dan pengeroyokan.

Beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 00.10 Wita, puluhan anggota menyerang kantor Balai Kota yang memang hanya berhadapan kantor dengan Mapolrestabes Makassar.

Anggota Satpol PP yang sedang berjaga kantor itu kaget dan melawan hingga akhirnya belasan anggota Satpol luka-luka serta seorang anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda Michael Abraham tewas dengan dua tusukan sangkur di pinggang kiri belakang serta punggungnya.