Sukses

Buntut Kudeta, Turki Tahan Mahasiswa Cerdas Asal Semarang

Mahasiswa asal Semarang itu sudah dikarantina pemerintah Turki selama dua bulan terakhir.

Liputan6.com, Semarang - Handika Lintang Saputra, mahasiswa Gaziantep Ãœniversitesi Turki, hingga kini masih berada dalam tahanan pemerintah Turki. Penahanan dikaitkan dengan tuduhan Handika mendukung kudeta militer pimpinan Fetullah Gulen.

Meski dua bulan sudah lewat, belum ada kabar pembebasan Handika. Alumni SMA Asrama Bilingual Semesta Semarang tersebut kabarnya masih dikarantina di salah satu gedung pemerintahan.

Menurut Supartiningsih, ibu Handika, anaknya tidak pernah terlibat apapun sejak masih di kampungnya di Wonosobo. Ia dikenal sebagai anak baik, cerdas, dan tak berani bersikap aneh-aneh.

"Aneh kalau dituduh terlibat tindakan seperti itu. Karena dia niatnya ke sana cuma buat belajar," kata Supartiningsih, Kamis (11/8/2016).

Kabar terakhir yang ia terima, Handika dalam keadaan sehat. Ia mendapat advokasi dari seorang pengacara. Menurut Supartiningsih, bahasa yang digunakan dari KBRI menggunakan istilah dikarantina, bukan ditahan.

"Itu saya terima kabarnya 10 Juni lalu," kata Supartiningsih.

Handika adalah anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Basuki Raharjo-Supartingsih. Handika memilih kuliah di Gaziantep Ãœniversitesi karena SMA Semesta tempatnya bersekolah di Semarang bekerja sama dengan Turki.

Saat ini, Supartiningsih dan Basuki Raharjo mengaku masih was-was. Berdasarkan informasi, stabilitas politik di Turki akan kondusif setelah Oktober 2016.

"Semoga semua segera teratasi. Apalagi anak saya cerdas dan tidak pernah terlibat sesuatu yang buruk di sana," kata Supartingsih.

Warga RT 04/RW III, di Dusun Plintaran, Desa Tlogo, Wonosobo itu berharap Handika segera bebas dan dapat pulang ke kampung halamannya. Ia terganggu dengan kabar simpang siur tentang anaknya itu.