Liputan6.com, Yogyakarta - Seorang kakek memimpin barisan rombongan bersepatu roda bermain inline skating di jalanan Yogyakarta pada Rabu sore, 10 Agustus 2016. Mbah Pri, panggilan kakek itu, tidak sekadar bersenang-senang, tetapi sedang mempersiapkan diri menuju ibu kota Jakarta dengan sepatu roda.
Mbah Pri mengaku aksi itu dilakukan untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke 71 RI. Ia akan berangkat dari titik nol Yogya menempuh jarak 600 km dengan bersepatu roda.
"Cita-citanya udah lama banget. Banyak ya yang dari Yogya ke Jakarta pakai motor, sepeda, tapi yang inline skating kan belum ada," ujar Mbah Pri di Pom Bensin Sedayu.
Mbah Pri terlihat ceria dan semangat saat melintas di jalanan. Tidak ada raut susah dan capek. Kakinya terus ia ayunkan selangkah demi selangkah untuk mewujudkan rencananya. Ia mengaku sudah mempersiapkan semua peralatan ke Jakarta.
"Ya paling persiapannya latihan rutin. Nggak ada yang lain," ujar Mbah Pri.
Mbah Pri akan ditemani komunitas pecinta Inline Skating Yogya Joglos, termasuk anggota termuda komunitas yang berusia 8 tahun, saat menempuh perjalanan ke Jakarta. Namun, anggota paling kecil itu hanya mengantar saja.
"Tanggal 16 harus masuk Jakarta. Soalnya 17 Agustus kan mau ke Istana Merdeka mengikuti upacara. Tujuannya ke sana. Ketemu Pak Jokowi, mungkin ketemu Bu Mega," ujar dia.
Mbah Pri menargetkan bisa menempuh 10 km per jam agar bisa tiba di Ibu Kota tepat waktu. Selama perjalanan, ia dikawal dua mobil yang diisi oleh teman-teman dari Joglos.
Baca Juga
"Sehari paling enggak tujuh atau delapan jam. Pagi empat jam, lalu sore tiga jam. Target satu jamnya 10 km, kalau enam jam kan 60 km," ujar dia.
Untuk memuluskan perjalanannya, Mbah Pri melindungi diri dengan peralatan yang memadai, seperti helm, pelindung kaki, kaus tangan, dan minuman. Ia tidak ingin beraksi tanpa keselamatan, sebab itu merupakan hal utama.
"Saya pulangnya naik kendaraan. Kalau simbah enggak apa-apa, tapi yang ngawal kasihan," ucap Mbah Pri.
Obat Galau
Mbah Pri menuturkan mulai menekuni inline skate usai pensiun dari pekerjaannya di PT KAI. Ia tertarik saat melihat sejumlah anak bermain sepatu roda pada 2008. Ia lalu belajar menggunakan sepatu roda dan beralih ke inline skate sekitar dua tahun lalu. Ia kemudian bergabung di Joglos.
"Dulunya kan galau kan sudah bebas tugas mau apa. Lalu, lihat anak kecil main inlane skate bilang instruktur dilatih gimana. Setelah satu bulan bisa naik, tiga bulan sudah bisa kuasai," ujar mantan operator sinyal PT KAI itu.
Mbah Pri mengatakan, setelah mahir menggunakan inline skate, ia merasa mampu untuk bertanding dan berkompetisi. Namun karena faktor usia, ia terhalang mengikuti beberapa kompetisi.
Akhirnya, ia hanya menggunakan inline skate untuk kegiatan sehari-hari, termasuk pergi dari rumah ke bank untuk mengambil uang pensiun.
"Pertama kali izin ke satpam boleh, asal nggak jatuh, nggak apa-apa. Jadi naik ke tangga pakai inline skate masuk-masuk ruangan. Ini bisa jadi kendaraan, bisa olahraga," tutur si kakek sambil terkekeh.
Advertisement