Sukses

Jadi Tersangka, Penganiaya Guru SMKN 2 Makassar Melawan

Perlawanan ditunjukkan dengan melaporkan balik guru SMKN 2 Makassar yang telah dipukulnya.

Liputan6.com, Makassar - Adnan Achmad, tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap guru SMKN 2 Makassar, Dasrul melawan. Ia melaporkan balik Dasrul dengan tudingan penganiayaan pada anaknya MAS (15), siswa SMKN 2 Makassar pada Rabu, 10 Agustus 2016.

Pelaporan itu dibuat di polsek yang sama tempat ia ditahan, yakni Polsek Tamalate Makassar.

"Saya sudah laporkan balik Dahrul guru arsitek SMKN 2 Makassar tersebut," kata Adnan dari balik jeruji sambil memperlihatkan bukti laporannya tersebut, Kamis (11/8/2016).

Tak hanya itu, Adnan mengakui telah mengambil visum sebagai bukti penganiayaan yang dialami anaknya untuk menguatkan laporannya di Polsek Tamalate Makassar.

"Ini buktinya anak saya mengalami luka di bagian muka. Dia yang aniaya anak saya, saya sudah lakukan visum tadi di RS Bhayangkara ditemani penyidik Polsek Tamalate Makassar," ucap dia.

Selain itu, Adnan juga berencana melaporkan beberapa siswa dan guru SMKN 2 Makassar yang telah mengeroyoknya.

Terpisah, Kapolsek Tamalate Kompol Azis Yunus dihubungi via telepon membenarkan adanya pelaporan balik yang dilakukan Adnan Achmad, tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap Dasrul, guru SMKN 2 Makassar.

"Kita di sini menerima siapa saja yang hendak melapor kita tak bisa mengabaikan itu. Semua orang berhak mengadu jika merasa menjadi korban tindak pidana," kata Azis.

Dasrul Bukan Tersangka

Meski begitu, polisi hingga kini belum menetapkan status tersangka pada Dasrul atas laporan yang disampaikan Adnan itu. "Ah belum ada itu. Yang ada baru laporan pengaduan dari Adnan yang kami terima dan masih dalam tahap penyelidikan juga," kata Azis.

Kejadian ini bermula pada saat Dasrul, guru arsitektur SMKN 2 Makassar sedang menegur pelaku, MAS, siswa SMKN 2 Makassar, karena tak mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Bukan mengakui kesalahan, MAS malah membalas teguran dengan nada suara keras. Dahrul pun memukul pundak MAS.

Tak terima dengan perlakuan gurunya itu, MAS lalu menelepon bapaknya, Adnan. Selang beberapa menit, Adnan datang ke sekolah bertemu MAS selanjutnya keduanya hendak menemui Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMKN 2 Makassar.

Saat menuju ruangan Wakepsek, keduanya tiba-tiba berpapasan dengan Dahrul. MAS lalu memberitahu bapaknya dan menunjuk Dahrul seraya memberitahu bapaknya bahwa Dahrul yang memukul dia.
Adnan pun menghentikan langkah Dahrul dan menanyakan alasan pemukulan terhadap anaknya. Dahrul menjawab bahwa anak Adnan nakal.

Tak terima jawaban Dahrul, Adnan lalu memukul wajah Dasrul sehingga hidung dan pelipis Dasrul terluka mengeluarkan darah. Melihat kondisi Dasrul yang pusing akibat tonjokan Adnan, MAS pun mengambil kesempatan memukul Dasrul juga.

Melihat kegaduhan tersebut, siswa SMKN 2 Makassar yang sedang berada dalam ruangan sontak berlarian membantu Dasrul dan melawan Adnan dan anaknya. Keduanya pun kabur keluar sekolah.