Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sedang menyiapkan sabuk hijau di sekeliling Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya untuk meminimalisasi bau tidak sedap dari sampah. Rencana tersebut disampaikan Wali Kota yang akrab disapa Risma saat sidak di TPA terbesar di Surabaya.
Risma menuturkan, standar TPA yang baik memang harus mempunyai penghalang berupa sabuk hijau. "Oleh karenanya, green belt nantinya akan ditanami tanaman yang dapat menyerap bau sampah," tutur Risma di Surabaya, Kamis, 11 Agustus 2016.
Risma mengatakan, proses pembuatan sabuk hijau saat ini memasuki tahap pembebasan lahan. "Seluruh lahan yang dibebaskan merupakan milik swasta atau perorangan dan diperkirakan lahan yang diperlukan untuk green belt ini mencapai 100 hektare," kata Risma.
Advertisement
Saat sidak, Risma juga mengunjungi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di TPA Benowo. Sampah di TPA Benowo memang diolah menjadi gas metana untuk menghasilkan listrik. Dia melanjutkan, listrik inilah yang kemudian dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), sedangkan sebagian dimanfaatkan untuk operasional di TPA Benowo.
Baca Juga
"Per hari, TPA Benowo mampu menghasilkan 1,8 hingga 2 megawatt. Ke depan, Pemkot akan meningkatkan produksi listrik dari sampah dengan cara membangun power plant baru. Targetnya, produksi listrik mampu mencapai 10 megawatt per hari," ucap Risma.
Namun demikian, Risma mengatakan pembangunan power plant tidak semudah membangun apartemen karena dibutuhkan perencanaan, persiapan lahan, serta sarana penunjang yang matang. Terkait lahan, Risma menyatakan Pemkot memiliki lahan seluas tiga hektare tetapi akses ke lokasi tersebut masih belum siap.
"Ini proses masih terus kita matangkan. Sebelum membangun power plant, kita matangkan dulu berbagai sarana penunjangnya. Nantinya, produksi listrik yang besar dapat mendukung pertumbuhan kota," ujar Risma.