Liputan6.com, Makassar - Dasrul (52), guru arsitek SMKN 2 Makassar yang menjadi korban dugaan penganiayaan oleh orangtua dan siswanya kini menjalani operasi bedah plastik.
Operasi tersebut dilakukan karena kondisi Dasrul kian memburuk. Selain menderita gangguan saraf yang berakibat pandangannya agak rabun, ia juga mengalami kesulitan bernapas karena terjadinya pergeseran tulang hidung akibat tonjokan yang mengenai wajahnya.
"Semalam operasinya berjalan lancar dimana pak Dasrul ditangani oleh empat dokter ahli, masing-masing ahli THT, mata, bedah umum, dan ahli bedah plastik," kata penasihat hukum Dasrul, Azis Pangeran via telepon, Senin (15/8/2016).
Usai menjalani operasi, kata Azis, Dasrul langsung diarahkan beristirahat total dan tidak beraktivitas dulu. "Pak Dasrul dirawat sekarang di Ruang Perawatan VIP Mekar, RS Bhayangkara, Makassar. Dan mohon maaf kepada rekan media, saat ini belum tidak bisa ditemui lagi karena bapak butuh istirahat total," ujar Azis.
Kejadian penganiayaan bermula saat Dasrul, guru arsitektur SMKN 2 Makassar menegur pelaku, MAS, siswa SMKN 2 Makassar, karena tak mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Bukan mengakui kesalahan, MAS malah membalas teguran dengan nada keras. Dasrul pun memukul pundak MAS.
Tak terima dengan perlakuan gurunya itu, MAS lalu menelepon bapaknya, Adnan. Selang beberapa menit, Adnan datang ke sekolah bertemu MAS selanjutnya keduanya hendak menemui Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMKN 2 Makassar.
Baca Juga
Saat menuju ruangan Wakepsek, keduanya tiba-tiba berpapasan dengan Dasrul. MAS lalu memberitahu bapaknya dan menunjuk Dasrul seraya memberitahu bapaknya bahwa Dasrul yang memukul dia.
Adnan pun menghentikan langkah Dasrul dan menanyakan palasan emukulan terhadap anaknya. Dasrul menjawab bahwa anak Adnan nakal.
Tak terima jawaban Dasrul, Adnan lalu memukul wajah sang guru sehingga hidung dan pelipisnya terluka mengeluarkan darah. Melihat kondisi Dasrul yang pusing akibat tonjokan Adnan, MAS pun mengambil kesempatan memukul Dasrul juga.
Melihat kegaduhan tersebut, siswa SMKN 2 Makassar yang sedang berada dalam ruangan sontak berlarian membantu Dasrul dan melawan Adnan dan anaknya. Keduanya pun kabur keluar sekolah.
Keduanya kini menjadi tersangka penganiayaan dan ditahan di Polsek Tamalate. Namun, Adnan, tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap guru SMKN 2 Makassar melawan. Ia melaporkan balik sang guru dengan tudingan penganiayaan pada anaknya MAS (15), siswa SMKN 2 Makassar pada Rabu, 10 Agustus 2016.
Pelaporan itu dibuat di polsek yang sama tempat ia ditahan, yakni Polsek Tamalate Makassar.