Liputan6.com, Jakarta - Profesinya memang tidak dianggap, bahkan sering diacuhkan. Tapi saat terjepit, kehadirannya selalu dinanti. Memang tidak mudah bagi Kasturi menjalani pekerjaan ini. Setiap harinya, ia harus bergerak ke satu lokasi ke lokasi lainnya. Tidak jarang ia menjanjikan selalu tepat waktu untuk menambal ban kendaraan.
"Ya nama saya Kasturi, saya penambal ban motor atau mobil bisa dipanggil ke lokasi ban bocor," ucap bapak empat anak ini saat ditemui saat menambal ban sepeda motor di jalanan Yogyakarta, Sabtu, 13 Agustus 2016.
Kasturi mengaku sudah menjalani profesi menjadi tukang tambal ban panggilan ini selama tiga tahun. Ia tidak memiliki waktu libur karena hampir setiap hari selalu saja ada yang menghubunginya. Ia pun tidak mempermasalahkan datang ke tempat orang yang sedang mengalami ban bocor.
Advertisement
"Enggak pernah libur selalu aja ada panggilan lewat Line, WhatsApp, BlackBerry Messenger, telepon, dan SMS. Paling banyak lewat SMS," ujar dia.
Baca Juga
Kasturi mendedikasikan pekerjaannya kepada keluarga kecilnya. Keluarga menjadi penyemangatnya mencari rezeki. Bahkan, ia tetap mendatangi panggilan di malam hari atau dini hari .
"Pernah pagi dinihari sudah biasa. Saya datang karena apa. Siapa tahu kita di posisi itu," tutur dia.
Kasturi mengaku setiap harinya dapat menambal ban motor atau mobil sebanyak 15-20 kendaraan. Jarak antara kendaraan satu dengan kendaraan lainnya yang perlu ditambal tidak tentu dekat. Seringnya, ia harus berkendara cukup lama sebab ia sendiri dan hanya berani berkendara dengan kecepatan 70 kilometer.
"Motor ini enggak bisa kencang. Kadang harus sabar menunggu karena ini tidak bisa cepat," sebut Kasturi.
Memodifikasi Motor Kerja
Menurut Kasturi, ia mendesain motornya agar bisa mengangkut peralatan menambalnya dan menyimpan suku cadang (sparepart) kendaraan yang ada. Motor itu ia desain dan buat sendiri. Desain motor miliknya masih terus berubah.
"Eksperimen sendiri, dulu lama bikinnya. Saya terus ubah dan berubah terus ada tambahan-tambahan," ia membeberkan.
Setiap hari ia bisa menambal 15-20 kendaraan di wilayah Kota Yogyakarta. Ia mengenakan biaya Rp 20 ribu-50 ribu untuk menambal ban motor atau mobil. Namun, tarif itu bisa saja berubah sesuai lokasi jauhnya kendaraan.
"Kalau di kota aja motor ban tubeless Rp 30 ribu, kalau motor ban biasa Rp 20 ribu. Kalau mobil Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu di kota. Kalau pas malam malam, ya toleransi aja," ujar Kasturi.
Pengalaman menambal ban selama tiga tahun di jalanan memang tidak mudah. Ia paling lama di rumah berkumpul dengan keluarga selama dua sampai tiga jam saja. Selain itu, banyak juga orang yang menambalnya yang tidak membayar jasanya karena mengaku tidak membawa uang. Pekerjaannya memang dibutuhkan tetapi di saat yang lain diacuhkan.
"Kadang ada juga yang enggak bayar bilangnya enggak ada uang. Kalau dia bilang di awal malah enggak apa-apa. Ini di jalan siapa tahu kita di posisi itu kan. Ya pekerjaan saya acuh tapi butuh. Maksudnya kalau enggak ada dia acuh. Kalau butuh baru bingung. Tapi, saya pinginnya semua bikin senang ajalah," ia memaparkan.
Kasturi mengaku siap setiap saat jika memang ada yang membutuhkan jasanya di Yogya. Ia pun sudah menyebar nomor kontaknya ke beberapa media sosial. Ia berharap tidak ada lagi warga kesusahan menambal ban motornya.
"Ada BB, WA atau SMS ke nomor ini 081229066177," tukang tambal ban panggilan itu memungkasi.