Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan tidak ada lagi warga korban penggusuran di area Stasiun Bandung, Jalan Stasiun Barat, Kecamatan Andir, Kota Bandung, mengungsi di tenda. Namun, temuan di lapangan menunjukkan 17 kepala keluarga korban penggusuran masih tinggal di bedeng setelah kehilangan tempat tinggal dan tempat usaha.
"Laporan dari Distarcip dan kecamatan, alhamdulillah tidak ada yang mengungsi lagi di tenda (area pembongkaran). Semua sudah pindah ke Rancacili," kata lelaki yang akrab disapa Emil itu saat ditemui di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Rabu, 17 Agustus 2016.
Informasi terakhir menyebutkan sebanyak 39 KK korban penggusuran PT KAI telah dipindahkan ke Rusunawa Rancacili. Meski begitu, Emil menjelaskan sebagian akan dipindahkan ke Rusunawa Sadang Serang setelah selesai dibangun.
"Yang belum akan bergabung di Rancacili dulu sekitar tiga bulan sebelum yang Sadang Serang siap untuk dipindahkan sisanya," kata Emil.
Baca Juga
Emil berjanji untuk terus membantu para korban penggusuran, termasuk menggratiskan biaya Rusunawa selama satu tahun. Padahal, PT KAI berkeras tidak akan memberi biaya ganti rugi pada warga yang bangunan dan rumahnya dibongkar.
"Pemkot Bandung tidak akan membiarkan, pasti mencarikan solusi dengan komunikasi yang baik dan kami turun langsung. Tiga bulan kita bicarakan biasanya digratiskan setahun dulu setelah itu ketika ekonominya bangkit mereka punya hak dan kewajiban yang sama dengan penghuni lain," ucap Emil.
Namun, ada masalah lain yang juga menuntut diselesaikan. Yakni, janji PT KAI yang akan memberikan tempat berdagang di sekitar area Stasiun Bandung, tapi di tempat yang tidak melanggar.
"Tinggal utang dari PT KAI yang berjanji akan mencarikan relokasi berdagang masih di stasiun tapi di tempat yang tidak melanggar dan sesuai dengan aturan mereka. Mudah-mudahan yang bekerja minggu ini bisa kita temukan solusinya," kata Emil.