Sukses

Liliyana Natsir, Juara Olimpiade Rio yang Cuma Tamat SD

Demi bulu tangkis, Liliyana Natsir sang juara Olimpiade Rio cuma bisa menggapai bangku sekolah dasar (SD).

Liputan6.com, Manado - Liliyana Natsir tampil gemilang bersama Tontowi Ahmad sebagai pasangan ganda campuran cabang bulu tangkis di ajang Olimpiade Rio de Janiero, Brasil 2016. Keduanya berhasil meraih satu medali emas.

Liliyana dan Tontowi memang kerap tampil memukau di setiap pertandingan yang memasangkan mereka. Gelar juara juga hampir pasti diraih. Namun tak banyak yang tahu, bukan perkara mudah untuk bisa berada di posisi seperti sekarang ini. Khususnya bagi Liliyana.

Demi bulu tangkis, perempuan yang karib disapa Butet itu cuma bisa menggapai bangku sekolah dasar (SD).

"Karena tekad yang besar untuk berprestasi di bulu tangkis, Butet hanya sekolah sampai SD," ungkap ayah Butet, Benno Natsir, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (18/08/2016).

Benno, sang ayah menunjukan sejumlah tropi yang pernah diraih Liliyana Natsir saat masih remaja. (Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Benno mengungkapkan, bakat Butet di olahraga badminton sudah tampak sejak masih kecil. "Sehingga saya masukkan dia di klub bulu tangkis di Manado, yakni PB Pisok," ujar Benno.

Seiring tersitanya waktu untuk bulu tangkis, Butet pun kesulitan untuk membagi waktu. "Akhirnya dia lebih memilih prestasi di bulu tangkis ketimbang bersekolah," ujar pria asal Makassar yang menyunting gadis Manado bernama Olly Maramis ini.

Memantapkan tekad putrinya di bulu tangkis, Benno pun memboyong Butet ke Jakarta. Meski hanya tamat SD Eben Haezer Manado, ujar Benno, sebenarnya ada tawaran dari Dinas Pendidikan agar Butet bisa mengambil ijazah persamaan.

"Awalnya masuk PB Tangkas. Setelah itu PB Djarum. Di sanalah Butet mulai mengukir prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional," ujar Benno.

"Tapi Butet menolak. Dia ingin tetap fokus di bulu tangkis dan belajar otodidak," ujar dia.

Dia menambahkan, apa yang diraih oleh Butet di Olimpiade Rio ini merupakan buah dari segala pengorbanan yang dilakukan anak bungsunya itu.

"Dia rela meninggalkan bangku sekolah, rela tidak pacaran, rela tidak makan enak, rela menambah porsi latihan, hanya untuk bisa berprestasi," ujar Benno yang kini membuka usaha bengkel di rumahnya.