Liputan6.com, Bandung - Barang peninggalan tiga orang dekat Sukarno dipamerkan di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, pada 17-20 Agustus 2016. Di gedung itu pula presiden pertama RI tersebut diadili karena dianggap menentang Belanda.
Ketiga orang dekat pendukung Sukarno itu adalah Inggit Garnasih, Rasiban Wirasoemantri, dan Asmara Hadi. Ketiganya berperan dalam masa merintis kemerdekaan Indonesia. Sekitar 30 artefak milik ketiga tokoh itu dipajang dalam pameran tersebut.
Benda-benda yang dipamerkan di antaranya kumpulan puisi garapan Asmara Hadi, seorang murid asal Bengkulu yang menimba ilmu politik kepada Bung Karno di Bandung. Kemudian, Sang Saka Merah Putih yang berkibar saat zaman penjajahan Jepang milik tokoh perintis kemerdekaan, Rasiban Wirasoemantri. Ada pula berbagai barang peninggalan milik Inggit Garnasih yang menikah dengan Bung Karno pada 1923.
Ketua Panitia dari Kelompok Anak Rakyat (Lokra), Gatot Gunawan, mengatakan tujuan diadakannya pameran ini adalah untuk mengenalkan sejarah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Menurut dia, banyak tokoh yang kurang dikenal di balik perjuangan Bung Karno untuk memerdekakan Indonesia.
"Sebenarnya, kita ingin menyampaikan sejarah tidak terungkap sebelumnya," kata Gatot kepada Liputan6.com, Selasa, 18 Agustus 2016.
Baca Juga
Kedua orang tersebut, kata Gatot, memiliki dedikasi dan kontribusi cukup besar untuk bangsa ini. Misalnya saja Asmara Hadi yang pada 1974 lalu ditetapkan sebagai Perintis Pergerakan Kebangsaan Kemerdekaan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Begitu pula Rasiban, pendiri koran mingguan Fikiran Ra'jat yang kini berubah nama menjadi Pikiran Rakyat dan mendapat tandajasa pada tahun 1958 sebagai pejuang gerilya kala membela kemerdekaan.
"Mungkin kalau tentang Bu Inggit sudah banyak yang tahu, tapi dua orang ini tidak banyak yang kenal," ucap Gatot.
Untuk mengumpulkan peninggalan sejarah ketiga tokoh tersebut, Gatot harus mendatangi satu per satu keluarga para tokoh tersebut. Ia mengaku tak menemukan kesulitan karena keluarga para tokoh tersebut menyambut baik rencana pameran.
"Kalau melihat antusias yang datang, sih, mungkin pameran akan diperpanjang, tidak selesai tanggal 20 (Agustus). Ini langkah awal kami, ke depan akan menggagas lagi yang berbeda. Kita juga berharap generasi muda mau menggali sejarah yang hampir terlupakan," kata dia.
Salah satu barang yang dipamerkan adalah satu set kursi dan meja peninggalan dari Inggit Garnasih. Kursi itu digunakan sebagai tempat diskusi pada masa-masa pergerakan PNI dan Partindo pada 1927-1934. Ada pula palu yang digunakan proklamator itu saat menggelar sidang PNI.
Pameran barang-barang berharga peninggalan orang dekat Sukarno itu gratis dan terbuka untuk umum hingga Sabtu esok, 20 Agustus 2016.