Sukses

Hadapi Pasar Bebas, Pemkot Tangsel Siapkan Kampung Industri Tempe

Produksi tempe asal Tangsel akan dikemas lebih modern, memiliki ijin edar, dan bisa tahan lama sehingga dapat memperluas pasar.

Liputan6.com, Serpong Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sedang melakukan kajian pembangunan kampung industri tempe yang berlokasi di Kedaung Pamulang. Program ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu produksi tempe dan menghadapi pasar bebas.

Tanpa disadari ragam makanan dari luar negeri sudah menyerbu pasar-pasar modern seperti super market. Kasi Pengambangan Industri, Disperindag Putut D.W. mengatakan persiapan menghadapi serbuan produk dari luar negeri dimulai saat ini.

“Jika ingin menjadi pemenang kata kuncinya harus mempersiapkan sejak awal. Mungkin saat ini menganggap tak perlu, tapi coba rasakan beberapa tahun ke depan produk makanan akan membanjiri pasar Indonesia,” kata Putut.

Sebelum menghadirkan kampung industri tempe, langkah yang sudah ditempuh Pemkot adalah memberikan pembinaan kepada sekitar 50 pengrajin tempe yang berasal dari Kedaung. Mereka diajarkan untuk memproduksi barang yang bagus dan berkualitas. Mereka diberikan pembinaan mengenai Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Good Manufacturing Practice (GMP).

Ferry Payacun dalam acara sosialisasi dan pembinaan pengrajin tempe asal Kedaung,

Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Kota Tangsel, Ferry Payacun mengungkapkan ada aset berpotensi besar yang harus dikembangkan. Jika aset berupa pengrajin tempe tidak diberdayakan akan membahayakan bagi keberlangsungan industri pasar ke depan.

“Itulah kenapa kami dengan telaten melakukan pembinaan kepada pengrajin yang ada di Tangsel salah satunya tempe. Ini untuk menyiapkan mental mereka sebagai basis Kampung Industri Tempe. Keterampilan mereka supaya lebih modern menghadapi pasar bebas,” tukas Ferry.

Pemkot Tangsel menegaskan bahwa untuk bisa bersaing di pasar bebas, produksi tempe asal Tangsel akan dikemas lebih modern, memiliki ijin edar, dan bisa tahan lama sehingga dapat memperluas pasar.

"“Tempe dari Tangsel ke depan jangan lagi mengunakan daun. Jika itu yang tetap dikenakan, pasti akan tertinggal,” kata Kasi Kesehatan Keliling (Kesling) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Anton Wibawa.

Salah satu Dosen Trisakti bidang Teknik Mesin, Ahdianto mengungkapkan siap mendukung program pengembangan kampung industri tempe Tangsel. Ia pun sudah meninjau lokasi di Kedaung Pamulang sebagai kajian.

“Kami sudah meninjau lokasi tapi belum dapat menyimpulkan. Dari tinjauan kami perlunya penataan lingkungan agar bersih karena ini produk makanan. Pengaturan sirkulasi udara di lokasi belum diatur dengan rapi supaya udaranya sehat,” Ahdianto.

(Adv)