Liputan6.com, Surabaya - Tutik Handayani, gadis usia 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan wajah bawaan sejak lahir. Kondisi ini disebut facial cleft alias sumbing wajah dalam dunia medis.
Putri semata wayang dari Fatmawati ini memiliki struktur wajah yang beda dari wajah gadis pada umumnya. Bibirnya memanjang hingga ke mata kiri, begitu pula dengan struktur gigi dan matanya, sehingga Tutik menjadi tidak bisa melihat.
Selama 16 tahun, Fatmawati berjuang seorang diri untuk membesarkan Tutik. Dan selama 16 tahun pula tidak ada seorang pun pejabat daerah, provinsi maupun pusat yang berkunjung ke rumah Fatmawati untuk melihat kondisi gadis asal Lumajang tersebut.
Advertisement
Baru kali ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf bersama Bupati Lumajang As'at Malik menjenguk Tutik di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya. Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Ipul ini mengakui bahwa dirinya baru mengetahui kondisi Tutik sekarang ini.
Baca Juga
"Saya tadi konfirmasi dengan bapak Bupati Lumajang dan baru tahu bahwa kondisi Tutik seperti ini. Saya tahu setelah membaca di koran dan setelah ada berita di televisi, jadi sebelumnya dia juga tidak pernah tahu," ucap Gus Ipul di Surabaya, Selasa (23/8/2016).
Gus Ipul mengatakan, rombongannya ini juga baru tanya kepada orangtua Tutik. Selama ini, Fatmawati atau orangtua Tutik tidak pernah melakukan upaya minta bantuan. Sebab, Tutik dianggap tidak pernah sakit dan dia bisa hidup normal.
"Jadi kita bersyukur, Tutik cukup ditangani dengan baik di sini dan rumah sakit ini juga mempunyai kompetensi untuk memberikan bantuan," kata Gus Ipul.
Senada dengan Gus Ipul, Fatmawati, orangtua kandung Tutik Handayani juga menegaskan bahwa selama 16 tahun tidak ada pejabat setempat yang mengetahui kondisi Tutik dan baru hari ini pak bupati ke sini dan kaget melihat kondisi Tutik.
"Katanya, pak bupati tahunya setelah baca koran kemarin dan baru sekarang jenguk anak saya di sini," ujar Fatmawati.
Belum Tersentuh Wajib Belajar 9 Tahun
Tutik Handayani saat ini telah menjalani operasi tahap pertama di RSUA, Surabaya. Untuk itu, Wagub Jawa Timur akan memperjuangkan nasib anak bangsa yang selama 16 tahun belum pernah sekali mengenyam pendidikan wajib belajar sembilan tahun.
Gus Ipul menuturkan, pada operasi tahap pertama ini telah sukses. "Masalah berikutnya setelah operasi, Tutik harus mendapatkan pendidikan karena selama 16 tahun ini, Tutik belum pernah mengenyam pendidikan apa pun," tutur Gus Ipul di Surabaya, Selasa (23/8/2016).
Ia mengatakan bahwa di rumah sakit tersebut juga ada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur yang akan bekerja sama dengan Kepala Dinas Pendidikan Lumajang untuk mencari cara bagaimana yang terbaik supaya Tutik bisa sekolah.
"Misalnya, Tutik mengikuti paket atau masuk ke sekolah berkebutuhan khusus. Nanti kita lihat mana yang terbaik," kata Gus Ipul.
Dia juga minta kepada Bupati Lumajang untuk bisa mengikutsertakan Tutik pada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan sekaligus juga dipikirkan untuk jaminan hidupnya.
"Saya kira ini penting supaya Tutik bisa hidup normal mendapatkan dukungan yang cukup, tidak hanya dari keluarga juga dari lingkungannya," sebut Gus Ipul.
Sedangkan untuk biaya perawatan Tutik selama di RSUA, Gus Ipul menyerahkan kepada Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih. "Saya ucapkan banyak terima kasih karena biaya selama di sini itu dibantu oleh Unair. Nanti setelah itu akan menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim dan Pemkab Lumajang," Gus Ipul menandaskan.
Advertisement