Sukses

Ini Perbedaan Kasus Cacat Wajah Gadis Lumajang dan Lisa Surabaya

Perbedaan kasus Gadis Lumajang dan Lisa dari sebab sampai penanganan.

Liputan6.com, Surabaya - Walaupun sama-sama memiliki luka atau cacat di bagian wajah, Ketua Tim Rekonstruksi Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya, Indri Lakshmi Putri, menegaskan bahwa kasus Tutik Handayani dari Lumajang berbeda dengan kasus Lisa.

"Ada perbedaan dengan Lisa. Kalau Lisa kan karena luka bakar, jadi itu didapat. Kalau Tutik dilahirkan sudah dengan keadaan seperti itu. Jadi ini adalah cacat bawaan," kata Indri di RSUA Surabaya, Selasa, 23 Agustus 2016.

Pada 2006 lalu, di Surabaya pernah terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap Siti Nur Jazilah alias Lisa, warga asal Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lisa disiram dengan air keras oleh suaminya, Mulyono. Akibatnya, seluruh wajah Lisa melepuh dan harus menjalani 17 operasi wajah secara total atau face off.

Dokter Indri mengatakan, rumah sakit Unair ini mempunyai fokus penanganan kelainan cacat bawaan dari lahir, terutama pada wajah dan muka seperti tidak punya telinga, dan cacat pada wajah.

"Tim kita khusus di sini, namanya tim Kraenofacial. Jadi kita tidak bergerak sendirian atau saya tidak bergerak sebagai dokter bedah plastik di sini sendiri," tutur dia.

"Ada dokter matanya, dokter psikiatrinya yang menangani masalah fisik dan psikis karena mereka pasti merasa berbeda dari sekelilingnya kemudian tim dokter anastesinya, tim dokter telinganya itu sendiri. Jadi kita di sini multidisiplin," kata Indri.

Dia menjelaskan,  pada kasus Lisa, dokter mengambil kulit dari bagian tubuhnya untuk digantikan atau dipasangkan di wajahnya. Tetapi kalau kasusnya Tutik ini, dokter akan mengambilkannya dari tulang pada bagian tubuhnya.

"Karena celah wajahnya juga sampai pada tulang, jadi tulangnya juga celah. Itu mungkin pada operasi tahap ketiga kita tambal tulangnya dari tubuhnya itu sendiri," ujar Indri.

Video Terkini