Liputan6.com, Surabaya - Tutik Handayani, seorang gadis remaja berusia 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan cacat wajah bawaan sejak lahir.
Putri semata wayang dari Fatmawati ini memiliki struktur wajah yang beda dari wajah gadis pada umumnya. Bibirnya memanjang hingga ke mata kiri, begitu pula dengan struktur gigi dan matanya, sehingga Tutik menjadi tidak bisa melihat.
Baca Juga
Fatmawati, ibu kandung Tutik, menuturkan setiap hari putri semata wayangnya itu hanya mendengarkan stasiun televisi Indosiar karena dia tidak bisa melihat. "Dan kalau ada telepon, dia juga yang jawab telepon tersebut," tutur Fatmawati kepada Liputan6.com di ruangan lantai IV RSUA Surabaya, Selasa (23/8/2016).
Usai wawancara, Fatmawati menanyakan hasilnya akan tayang di mana. Sebelum dijawab, Tutik menjawabnya di Indosiar. Jawaban tersebut mendadak sontak membuat semua orang di ruangan lantai IV RSUA menjadi tertawa. Tutik juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada stasiun televisi Indosiar karena selalu menemaninya dan memberikan hiburan kepada dirinya.
Tutik yang lahir pada lahir pada 5 November 1999 di Lumajang, Jawa Timur, itu ternyata mempunyai cita-cita untuk menjadi ustazah. Â
Selain itu, Fatmawati juga mengungkapkan keinginan atau cita-cita dari putri itu untuk bisa segera bersekolah, sehingga bisa menjadi seorang ustazah dan penjahit. "Ya itu keinginannya, kepingin jadi ustazah dan jadi tukang jahit," ujar Fatmawati.
Pada Rabu, 17 Agustus 2016, Tutik menjalani operasi wajah di RSU Airlangga Surabaya tahap pertama. Operasi pertama berlangsung 12 jam ditangani tim khusus rekonstruksi pasien Tutik RSU Airlangga Surabaya. Operasi tersebut sedikit berhasil mengembalikan struktur wajah Tutik meskipun belum 100 persen.
Advertisement