Sukses

Misteri Pembakaran Rumah di Telaga Cinta Papua

Sekelompok orang membakar belasan rumah di Dusun Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua.

Liputan6.com, Jayapura - Mata Maria Monim, perempuan asli Sentani berumur 55 tahun itu berkaca-kaca. Ia tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan ketakutannya. Maria adalah salah satu warga di Dusun Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, yang rumahnya ikut dibakar pada Rabu dini hari tadi.

"Sa (saya) tra (tidak) bisa menyelamatkan apa pun. Sa hanya bawa noken ini saja yang di dalamnya ada isi handphone," ucap Maria sembari menunjuk noken, tas kecil khas Papua, saat ditemui Liputan6.com, Rabu (24/8/2016).

Maria bersama dengan suaminya dini hari tadi harus lari keluar rumahnya lewat pintu belakang, karena tiba-tiba rumahnya diserang oleh sekelompok orang. Dia tak mengetahui jumlah pelaku pembakaran rumahnya. Sebab saat itu masih gelap.

Namun, Maria yakin penyerangan dan pembakaran rumah warga sudah direncanakan, sebab sesaat setelah rumahnya dibakar, Maria mencium bau bensin yang digunakan untuk membakar rumahnya.

Sekelompok orang membakar belasan rumah di Dusun Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

"Dorang (mereka) bikin suara-suara mengajak perang. Sa dengar, dorang dekati rumah saya. Sa dengan bapak lari saja, yang penting kami hanya tahu lari dan selamatkan diri lewat belakang rumah. Tetapi saya yakin pembakaran ini sudah direncanakan," ujar dia.

Rumah Maria saat ini sudah rata dengan tanah. Tak ada yang dapat diselamatkan lagi. "Sa hanya ingin pemerintah bangun kembali rumah kami dan tangkap pelaku pembakaran dan pengacau di kampung ini," kata Maria yang tak mengetahui alasan mengapa rumahnya sampai dibakar.

2 dari 3 halaman

Warga Mengungsi

Data dari kepolisian setempat menyebutkan tak hanya kediaman Maria yang dibakar, tapi ada 15 rumah lainnya yang ikut dibakar dan rata dengan tanah. Di kampung itu tinggal 18 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 65 jiwa. Artinya hanya tiga rumah yang lolos dari amukan massa pada Rabu dini hari tadi.

Kepala Kampung Dusun Hansambe, Kampung Putali, Rudi Sokoy mengaku saat ini warganya mengungsi ke pinggir Danau Sentani atau ke rumah kerabatnya.

"Rata-rata anak-anak dan perempuan yang mengungsi. Kaum lelaki tetap menjaga dusun," kata Rudi.

Ia justru mengaku ada indikasi dendam lama, hingga dusunnya dibakar oleh warga seberang Danau Sentani. "Kami menduga, gara-gara Danau Love, kami yang jadi korban seperti ini."

Sekelompok orang membakar belasan rumah di Dusun Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan pascapembakaran rumah telah ada tujuh orang yang ditangkap. Mereka saat ini terus diperiksa di Polres Jayapura di Sentani.

"Di antara mereka ada yang menjadi provokator. Saya minta usut terus siapa pelaku pembakaran dan perusakan ini. Pelaku diduga dari Kampung Aimbe, daerah Kemtuk Gresik yang berbatasan dengan Kabupaten Sarmi," Paulus menjelaskan usai mengunjungi warga di Kampung Putali.

Pascakejadian tersebut, 20 polisi masih berjaga di lokasi kejadian, untuk menghindari serangan susulan. Paulus menyebutkan ada dugaan kasus ini berlatar belakang kepemilikan potensi wisata Danau Love yang ramai dikunjungi warga saat ini.

"Dari laporan warga, ada indikasi dendam lama dan perebutan potensi wisata ini. Tetapi masih kita dalami semua itu," kata Kapolda Papua.

Sekelompok orang membakar belasan rumah di Dusun Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Namun, sebelum pembakaran terjadi, ada anak muda di Kampung Putali yang mengonsumsi minuman keras dan memalak disertai pemukulan kepada pengguna jalan. Ternyata yang dipukul adalah salah satu tokoh adat di Kampung Aimbe.

"Korban lalu melaporkan kejadian itu kepada warga di kampungnya dan terjadilah penyerangan ke Kampung Putali," ujar Kapolda Papua.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Yerry F Dien mengungkapkan, pemerintah setempat telah bergerak cepat untuk membantu korban penyerangan warga. Sejumlah beras dan mi instan serta kebutuhan lainnya telah diberikan warga.

"Bantuan lainnya akan terus kami kirimkan bersama dengan baju atau kebutuhan lainnya bagi korban. Ini masih dalam keadaan darurat dan kami akan terus droping kebutuhan pengungsi. Termasuk rumah warga yang dibakar, akan diganti oleh pemerintah," Yerry membeberkan.

3 dari 3 halaman

Danau Love yang Memesona

Danau Love adalah sebutan sebuah telaga yang berbentuk mirip hati. Letaknya di pinggiran Danau Sentani, danau terbesar di Papua. Masyarakat biasa menyebut dengan Telaga Love, Telaga Cinta, atau Danau Love.

Namun dalam bahasa setempat diberi nama Telaga Imfote, sesuai dengan nama tempat telaga tersebut berada. Telaga ini hampir setiap hari dikunjungi warga dari luar Kabupaten Jayapura. Paling ramai di saat hari Sabtu atau Minggu dan hari libur lainnya.

Objek wisata ini menjadi perbincangan banyak orang di Jayapura dan sekitarnya. Sebab, bentuknya mirip hati dan beredar informasi bahwa jika sudah mengunjungi telaga ini, maka cinta dari pasangan yang sedang kasmaran akan langgeng selamanya.

Perjalanan ke Telaga Cinta, melalui darat dapat ditempuh 2-3 jam dengan roda dua atau roda empat. Telaga ini juga dapat ditempuh dengan kapal cepat dari pinggiran Danau Sentani.

Jalan ke lokasi ini berliku dan naik turun gunung. Kadang para pengunjung memasuki hutan yang lebat, kadang pula menemukan perbukitan yang hanya ditumbuhi ilalang.

Di sebelah kanan jalan para pengunjung akan menikmati hamparan danau yang biru dan pohon-pohon sagu yang tumbuh subur di pinggir danau, juga melihat perkampungan yang ada di tengah danau. Di sebelah kiri jalan kita menemukan lebatnya hutan di Gunung Abepura.

Sekitar lima kilometer sebelum tiba di Telaga Imfote, pengunjung akan menemukan tempat wisata lainnya, Kali Jaipuri. Satu-satunya sungai yang mengalirkan air Danau Sentani menuju ke Kali Tami selanjutnya mengalir ke laut.

Pengunjung yang ingin ke lokasi Telaga Cinta memang dimanjakan dengan panorama bukit, lembah, hamparan padang rumput hijau, pemandangan danau, dan udara segar.

Jadi Perbincangan Netizen

"Danau Love ini ramai sekali diperbincangkan di media sosial. Memang keren dan saya tak bosan untuk ke sini, walaupun harus menempuh perjalanan jauh," kata Erin, mahasiswa swasta di Jayapura yang ditemani dengan sejumlah temannya untuk berfoto.

Sementara itu, 300 meter sebelum melihat Telaga Cinta, pengunjung dikenai biaya Rp 50 ribu untuk roda empat dan Rp 20 ribu untuk roda dua. "Jika ramai pengunjung, kami bisa mendapat Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per hari. Tetapi jika sepi hanya Rp 500 ribu," kata Simon, salah satu anak muda yang biasa menjaga pos ke arah Telaga Cinta.

Namun, kebanggaan potensi wisata Telaga Cinta itu, justu diduga menjadi pemicu penyerangan dan pembakaran 15 rumah di Dusun  Hansambe, Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura.

"Kitorang (kami) yang jadi sasaran warga kampung lain, karena ada dugaan kecemburuan, kami memiliki penghasilan dari potensi wisata telaga ini," kata warga pinggiran Danau Sentani, Mama Maria Monim, sembari menghapus air mata yang membasahi pipinya.