Liputan6.com, Yogyakarta - Kehadiran kepiting pengkok bikin nelayan di Pantai Drini, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resah. Sudah sepekan terakhir kepiting ini muncul di kawasan itu.
Seorang nelayan Pantai Drini, Eko Widiyanto mengatakan, sejak sepekan terakhir banyak kepiting pengkok yang terperangkat di jaringnya.
"Setiap melaut nelayan mendapatkan (kepiting pengkok) 40-50 kg yang tidak mempunyai nilai ekonomis dan merusak jaring," kata Eko, seperti dikutip dari Antara, Kamis 25 Agustus 2016.
Dia mengatakan, kepiting pengkok tidak laku dijual maupun dimanfaatkan karena cangkangnya keras dan dagingnya sedikit. Kepiting pengkok juga merusak jaring nelayan Pantai Drini. Sehingga para nelayan harus kembali memperbaiki jaring mereka usai melaut.
"Ini merupakan yang terbesar sejak beberapa tahun terakhir," ujar dia.
Eko mengatakan, nelayan setempat biasanya hanya mengubur kepiting pengkok dengan harapan tidak berkembang biak kembali di Pantai Selatan.
"Kalau tidak dibuang, dapat kembali ke laut," tutur Eko.
Nelayan lainnya, Sarno menambahkan, minimnya tangkapan ikan dan merebaknya kepiting pengkok di Pantai Drini menyebabkan sebagian nelayan memilih untuk tidak melaut. Kalau pun nekat melaut hasilnya sedikit.
"Kalau kami nekat hasilnya minim. Apalagi saat ini tidak boleh membeli premium menggunakan jerigen. Selisih harga yang mencapai Rp300 mengakibatkan pengeluaran kami membengkak," keluh Sarno.
Selain itu, jajarannya juga mengeluhkan tidak adanya SPBU khusus nelayan di wilayah Pantai Selatan Gunungkidul. Sehingga para nelayan harus mencari bahan bakar minyak (BBM) hingga ke Kecamatan Wonosari. "Paling dekat SPBU di Wonosari," tutur dia.
Selain Bajak Laut, Kepiting Juga Teror Nelayan
Sudah sepekan terakhir kepiting ini muncul di kawasan itu sehingga nelayan tidak melaut.
Advertisement