Liputan6.com, Pekanbaru - Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, dilakukan secara intensif. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei masih berada di Riau, memimpin langsung operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
"BNPB menambah dua lagi helikopter water bombing di Riau. Total ada lima helikopter water bombing BNPB terdiri dari helikopter MI-171 dua unit, MI-8, Sikorsky S61, dan Bolcow 105," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Baca Juga
Selain itu, menurut Sutopo, ada dua pesawat Air Tractor water bombing dan satu pesawat CASA TNI AU hujan buatan. "Satgas udara ini terus menggempur hotspot (titik api) kebakaran hutan dan lahan dari udara dan menyemai awan-awan potensial menjadi hujan."
Advertisement
Pada hari ini, Sutopo menjelaskan, sebanyak 800 kilogram garam dapur (NaCl) telah ditebarkan ke dalam awan-awan potensial di ketinggian 9.500 kaki di atas daerah Pelalawan, Siak dan Kota Pekanbaru.
"Terdapat beberapa sel awan kumulus dengan puncak awan 11 ribu hingga 12.000 kaki di sekitar Riau bagian timur laut-tenggara. Total sudah 40 ton garam dapur digunakan untuk hujan buatan di Riau. Saat ini masih tersedia 9,5 ton garam dapur untuk hujan buatan," Sutopo membeberkan.
Satgas Darat Dikerahkan
Seiring dengan itu, menurut Sutopo, satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Basarnas, Masyarakat Peduli Api, dan relawan juga terus beroperasi memadamkan api di darat.
"Untuk memperkuat satgas darat maka telah tiba bantuan dua SSK (Satuan Setingkat Kompi) sekitar 200-300 personel dari Kodam I Bukit Barisan. Mereka akan diperbantukan untuk memadamkan api dan menjaga wilayah-wilayah yang rawan dibakar," ujar Sutopo.
Sejauh ini, lanjut dia, upaya yang dilakukan secara intensif telah memberikan hasil yang signifikan. Hutan dan lahan yang terbakar hebat di Tanah Putih dan Pujud Kabupaten Rokan Hilir telah padam. Permukaan lahan berwarna hitam bekas terbakar secara luas terhampar.
Adapun Kepala BNPB Willem Rampangilei yang terbang langsung dari helikopter water bombing melaporkan secara umum kebakaran lahan berhasil dipadamkan. "Dari pengamatan visual masih terdapat asap yang sangat tipis keluar dari lahan bercampur uap air. Udara secara umum cerah," ujar dia.
Kualitas Udara Membaik
Menurut Willem, hal ini juga sesuai dengan pantauan satelit MODIS dari NASA pada Selasa sore tadi pukul 16.30 WIB, di Riau hanya terdeteksi ada satu hotspot atau titik api.
"Kualitas udara semuanya baik hingga sedang. Sudah tidak ada kualitas udara yang tidak sehat seperti pada sebelumnya. Jarak pandang di Pekanbaru tujuh kilometer, Rengat sembilan kilometer, Dumai enam kilometer, dan Pelalawan 10 kilometer. Terjadi hujan di banyak tempat seperti Pekanbaru, Rengat, Bengkalis, Kampar dan lainnya," tutur Willem.
Â
Namun demikian, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan mengingat ancaman masih akan berlangsung hingga September nanti. Kepala BNPB, Willem Rampangilei mengatakan dalam rapat koordinasi dengan Satgas Terpadu.
"Saya tetap arahkan agar jangan lengah. Tetap maksimalkan kekuatan untuk kegiatan patroli dan pengawasan serta pemadaman secara dini. Daerah-daerah yang sering terbakar harus kita jaga agar tidak dibakar kembali," Willem mengungkapkan.
"Hujan buatan tetap kita laksanakan. Heli water bombing memburu bekas kebakaran yang masih berasap. Cuaca saat ini mendukung kita untuk melakukan pemadaman," Kepala BNPB menandaskan.