Sukses

Kena Wabah pada 1990, Sapi Purwakarta Kini Bebas Antraks

Selain hewan kurban asal Purwakarta, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap sapi maupun domba yang didatangkan dari luar daerah.

Liputan6.com, Purwakarta - Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memastikan hewan kurban dari daerah itu, baik sapi maupun domba, aman dari penyakit antraks. Hal ini disampaikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

"Kami pastikan sapi dan domba dari Purwakarta aman. Karena saya juga memelihara sapi dan domba. Kalau Purwakarta dikaitkan sebagai daerah endemis antraks, karena mungkin itu sebagai bagian dari masa lalu. Setelah ditemukan kasus antraks pada tahun 1990," kata Dedi di Bale Nagri Purwakarta, Jabar, Senin (5/9/2016).

Untuk meyakinkan sapi maupun domba Purwakarta aman dijadikan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha, dia telah menginstruksikan Dinas Peternakan Purwakarta mengecek ke setiap wilayah dan pasar hewan.

"Hari ini petugas kami akan melakukan pemeriksaan. Tim dokter kesehatan hewan akan fokus memeriksa kesehatan hewan jelang Idul Adha ini," ujar Dedi.

Selain hewan kurban asal Purwakarta, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap sapi maupun domba yang didatangkan dari luar daerah. Mengingat pasar hewan di Purwakarta merupakan jalur lalu lintas penjualan hewan dari berbagai daerah.

"Karena kalau sudah di pasar bukan hanya sapi atau domba asal Purwakarta, tapi banyak juga yang didatangkan dari daerah," ucap Dedi.

Data Dinas Peternakan Purwakarta, di pasar hewan juga terdapat sapi yang didatangkan dari sejumlah daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung dengan jumlah lebih dari 2.000 ekor. Seperti disampaikan Kepala Kabid Peternakan Purwakarta Sri Wuri Asturati.

"Ya, jumlah itu di atas kebutuhan Purwakarta yang hanya 1.000 ekor. Sekali lagi karena pasar kita merupakan pusat lalu lintas hewan penjualan hewan," kata Sri.

Dari jumlah tersebut, sapi Purwakarta saat ini hanya menguasai sekitar 40 kebutuhan pasar. "Tapi kalau populasi domba kami pastikan lebih dari 1 juta dari kebutuhan hanya 60 ribu ekor," jelas Sri.