Liputan6.com, Cianjur - Seratusan siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyyah (MDTA) Nahdlatul Ummah, di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat terpaksa menjalani proses belajar-mengajar berdesakan dalam satu ruang kelas. Sarana dan prasarana penunjang sekolah itu sangat minim.
Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatul Ummah Cipanas, Jamiludin mengatakan, kegiatan pembelajaran sehari-hari pun kurang maksimal. Karena berdesakan, konsentrasi siswa terganggu.
"Kurang maksimalnya sarana dan prasarana pendidikan berdampak pada pembelajaran seperti halnya yang terjadi di yayasan kami ini, kurangnya ruang kelas membuat siswa harus berdesak-desakan sehingga konsentrasi siswa terganggu," kata Jamiludin di Sukabumi, Jabar, Senin (5/9/2016), dilansir Antara.
Dia menambahkan, minimnya bangku dan meja di setiap ruangan membuat satu bangku diisi lima orang. Bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai masih dipaksakan untuk digunakan.
"Meskipun sarana dan pra sarana kurang, namun tidak mengurangi semangat siswa untuk belajar. terbukti dari tahun ke tahun siswa yang masuk terus bertambah," kata Jamiludin.
Dia berharap agar pemerintah daerah dapat memperhatikan sekolah-sekolah di wilayah tersebut. Sementara masih banyak yayasan pendidikan di wilayah tersebut yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.
Di Sekolah Ini 100 Siswa Berdesakan dalam Satu Kelas
Karena minimnya fasilitas, satu bangku digunakan lima siswa sekolah di Jabar ini.
Advertisement