Sukses

5 Kuliner Legendaris di Pusat Kota Bandung

Komunitas Jakarta Food Adventure menelusuri kuliner legendaris Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Sejak dulu Kota Bandung, Jawa Barat dikenal sebagai surganya kuliner. Namun tidak sedikit tempat terpaksa gulung tikar seiring banyaknya pesaing yang bermunculan.

Akan tetapi beberapa tempat makan masih eksis hingga saat ini dan menjadi favorit. Tempat-tempat itu telah berdiri sejak 1950-an bahkan 1930-an yang berada di pusat Kota Bandung atau berada di sekitar Alun-Alun Kota Bandung.

Berikut 5 kuliner legendaris di Kota Bandung :

1. Toko Roti Sumber Hidangan

Berdiri sejak 1929, toko roti yang menjual aneka jenis kue Belanda dan roti ini berada di Jalan Braga No 22-22, Kota Bandung. Tetap mempertahankan rasa dan kualitasnya serta suasana yang masih dipertahankan seperti dulu membuat para pelanggannya bagai terseret lorong waktu dan kembali ke zaman sebelum tahun 45-an.

Harga yang ditawarkan untuk pecinta kue dan roti bisa dibilang ekonomis karena hanya berkisar Rp 6.000-20.000.

Kuliner legendaris Bandung (Liputan6.com /  Kukuh Saokani)

2. Rumah Makan Linggarjati

Satu lagi tempat kuliner legendaris di Kota Bandung. Rumah makan khusus menyediakan aneka jenis mi ini terkenal karena menu yamin yang melegenda. Bahkan tempat ini disebut sebagai sesepuhnya mi yamin bakso di Kota Bandung.

Berdiri sejak 1950, rumah makan yang berada di Jalan Balong Gede No 1, membandrol seporsi mi spesial Rp 55.000 serta es alpukat Rp 30.000. Meski terbilang mahal, namun dengan reputasinya yang baik, tempat ini patut menjadi favoritnya pecinta mi.

3. Paberik Kopi Aroma

Bagi pecinta kopi tentunya nama Paberik Kopi Aroma tidak asing lagi. Toko bergaya Belanda di Jalan Banceuy, No 51 ini telah dikenalkan sejak 1930 silam. Bahkan ketenaran Kopi Aroma sudah merambah bahkan hingga luar negeri.

Untuk mendapatkan bubuk kopi terbaik, biji kopi disimpan selama 5 tahun untuk kopi robusta dan 8 tahun untuk kopi arabika.

Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa mendapatkan Kopi Aroma 250 gram karena sang pemilik hanya membandrol Kopi Aroma Arabika Rp 25 ribu dan Kopi Aroma Robusta Rp 20 ribu.

Kuliner legendaris Bandung (Liputan6.com /  Kukuh Saokani)

4. Warung Kopi Purnama

Kedai Kopi ini pada awalnya bernama Chang Chong Sel (Silahkan Mencoba) pada awal 1930-an. Namun karena kebijakan pemerintah pada 1966 membuat nama yang berbau Tiongkok harus diganti menjadi bahasa Indonesia.

Kini toko yang berada di Jalan Alkateri No 22, Bandung tersebut telah memasuki generasi ke-3 berkat kopi susu dan roti selai sarikaya yang menjadi andalan. Namun bagi pelanggan beragama muslim harus cermat dalam memilih menu karena terdapat pilihan makanan non-halal.

5. Restoran Braga Permai

Melewati Jalan Braga, Kota Bandung, Restoran Braga Permai selalu dipenuhi para pengunjung. Tentunya restoran yang didirikan pada 1923 terus menjadi primadona dari masa ke masa.

Bangunan bergaya tradisional Eropa bernama Maison Bogerijen pada awalnya hanya bisa dinikmati oleh kalangan elite warga Eropa namun insiden kebakaran yang terjadi pada tahun 60-an, restoran ini terpaksa direnovasi.

Meski masih menyisakan sepenggal nuansa tempo dulu, menu kuliner ditempat ini masih menjaga citarasanya dengan beberapa inovasi. Untuk makanan, sang pemilik membandrol antara Rp 25.000-150.000.

2 dari 2 halaman

Jakarta Food Adventure Saba Bandung

Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat para pemburu kuliner dari komunitas Jakarta Food Adventure mencari makanan legendaris yang berada di Kota Bandung. Selama seharian pada Sabtu 3 September 2016, sekitar delapan tempat bersejarah serta lima makanan legendaris berhasil ditaklukkan dengan berjalan kaki. 

Lokasi itu seperti Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, Hotel Savoy Homann, Gedung Merdeka, Alun-alun Kota Bandung, Masjid Agung serta berbagai tempat kuliner Rumah Makan Linggarjati, Restoran Braga Permai, Warung Kopi Purnama.

Salah satu penggagas, Idfi Pancani mengatakan, kegiatan ini dilakukan karena berdekatan dengan ulang tahun Kota Kembang pada 25 September.

"Saya mengajak teman-teman dari Bandung atau pendatang dan luar kota Bandung menengok Kota Bandung dengan pintunya dari kuliner untuk mengenal dan mengingat sejarah dan budaya," ujar Idfi.

Kuliner legendaris Bandung (Liputan6.com /  Kukuh Saokani)

 Selain itu, kata dia, pihaknya juga ingin lebih mengenalkan budaya walking tour atau tur dengan berjalan kaki serta memperkenalkan kuliner lokal kepada masyarakat banyak.

"Komunitas kami ingin mengenalkan walking tour yang kurang populer. Kami bukan yang pertama tapi kami ingin mengenalkan wisata sehat dan merasakan manfaat lain seperti berkumpul dan menambah network, sahabat, serta spiritnya bisa dapat."