Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Bali memotong ribuan ekor babi secara massal hari ini. Babi-babi itu dipotong dalam rangka Hari Penampahan Galungan, sehari menjelang hari raya umat Hindu, Galungan.
Ribuan ekor babi yang dipotong dalam waktu bersamaan itu sebelumnya telah disiapkan dengan baik oleh masyarakat di masing-masing banjar (dusun). Sehingga persediaan babi sangat mencukupi dan tidak perlu mendatangkan dari kabupaten lain.
Seperti dikutip dari Antara, Selasa (6/9/2016), babi yang siap potong dengan berat di atas 100 kg per ekor tersedia hampir secara merata di delapan kabupaten dan satu kota di Bali. Misalnya di Tabanan, pemerintah kabupaten setempat telah menjamin stabilitas harga daging babi seiring dengan meningkatnya kebutuhan umat Hindu menjelang Hari Raya Galungan aman.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra mengimbau para tukang potong babi di daerah itu mau 'meyadnya' atau berkorban, dengan tidak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dalam momentum Hari Suci Galungan.
Baca Juga
"Kami harapkan ada rasa dari para pemotong agar tidak terlalu menggunakan kesempatan hari raya ini dengan menyakiti saudara sendiri, baik itu konsumen maupun peternak babi," kata Putu.
Advertisement
Mepatung
Masyarakat pedesaan di Bali, seperti di Kabupaten Tabanan melakukan pemotongan bersama dengan istilah mepatung, yakni satu ekor untuk 15-20 orang. Sehingga harganya akan jauh lebih murah.
Masyarakat Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan sekitar 27 km barat laut Denpasar, misalnya melakukan pemotongan babi itu pada pagi hari, sehingga menjelang matahari terbit pemotongan itu sudah selesai.
Warga setempat Pan Santi menuturkan, masing-masing KK memperoleh bagian enam sampai tujuh kilogram daging babi. Selanjutnya bersama anggota keluarga masing-masing, daging tersebut diolah dalam berbagai menu makanan khas Bali.
"Ada yang diolah menjadi lawar dan be balung untuk makan hari ini dan besok, maupun olahan urutan yang bisa tahan dalam beberapa hari hingga Hari Raya Kuningan," tutur Santi.
Ia menuturkan, seekor babi dengan berat 100 kg milik salah seorang warga dibeli secara patungan dengan pembagian sama rata.
Sementara masyarakat perkotaan, khususnya di Kota Denpasar hanya sebagian kecil yang melakukan pemotongan babi di rumah tangga. Mereka kebanyakan membeli dalam bentuk daging babi yang sudah bersih siap diolah di pasar-pasar tradisional.
Masyarakat Bali, baik di kota maupun pedesaan pada hari Penampahan Galungan tetap melakukan tradisi ngelawar dan membuat aneka jenis masakan khas Bali.