Sukses

Pasutri ini Nekat Kejar dan Cegat Bupati Purwakarta Usai Salat Id

Dengan berurai air mata, Kusnanto (40) dan Ida Elisah (37), menyampaikan alasannya mencegat Dedi.

Liputan6.com, Purwakarta - Pasangan suami istri asal Kampung Babakan Kupa, Desa Nangewer, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengejar dan berusaha mencegat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Hal itu terjadi usai Bupati salat Idul Adha di Masjid Jamie Ar Rahman.

Bupati Dedi yang berusaha dihalangi sempat dibuat bingung dan menghentikan langkahnya. Pasutri itu kemudian langsung bersimpuh dan memeluk erat pemimpin daerahnya.

"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih," kata pasangan yang diketahui bernama Kusnanto dan Ida Elisah, sambil berurai air mata, Senin (12/9/2016).

Dedi Mulyadi semakin tidak mengerti dengan yang dilakukan kedua warganya itu. Setelah berusaha menenangkan, Dedi kemudian menanyakan alasan pasutri itu mencegatnya.

"Kumaha, aya naon akang sareng teteh? (Bagaimana, ada apa bapak dan ibu)," tanya Dedi.

Dengan berurai air mata, Kusnanto (40) dan Ida Elisah (37), menyampaikan alasan hingga nekat mengadang Dedi Mulyadi. Mereka ingin berterima kasih lantaran telah merasa dibantu dengan uluran tangan sang Bupati yang telah membiayai operasi dan pengobatan anak ketiga mereka, Muhammad Nurron (9).

"Tiga tahun lalu anak ketiga kami, Nurron, menderita kebocoran jantung dan harus dioperasi. Kami keluarga tidak mampu, tidak bisa mengobatinya, apalagi harus dioperasi. Tapi setelah Bapak membantu kami dengan biaya mencapai Rp 100 juta. Kini anak kami sudah kembali sehat, Pak. Terima kasih, Pak," kata Ida.

Ida menjelaskan pada 2013 lalu dia suaminya harus menerima kenyataan anaknya divonis mengalami kebocoran jantung. Saat itu, penyakit tersebut mengakibatkan anaknya sulit bernapas dan memiliki berat badan jauh di bawah anak sesusianya.

Bingung atas biaya operasi dan pengobatan, saat itu mereka memberanikan diri meminta bantuan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Saat itu Dedi langsung menyanggupi untuk membayar seluruh pembiayaan Muhamad Nurron.

"Suami saya buruh tani, tidak mungkin bisa membayar biaya operasi, biaya obat-obatan dan perawatan. Kami saat itu memberanikan diri untuk meminta bantuan Pak Dedi dan alhamdulillah dibantu," kisah Ida.
 
Dia mengatakan, buah hatinya kini kembali sehat dan hanya perlu kontrol secara rutin ke rumah sakit setiap bulan. "Alhamdulillah sudah sehat sekarang, mah. Tinggal kontrol saja," jelas Ida.

Mendengar cerita warganya itu, Dedi hanya terdiam. Bupati yang biasa lantang bicara itu hanya menundukkan kepalanya sesekali mengelus kepala Muhamad Nurron, anak dari pasutri Kusnanto dan Ida.