Sukses

Keraton Yogya Hari Ini Gelar Grebeg Besar Idul Kurban

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pun menyiapkan tujuh gunungan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogya melaksanakan Idul Adha 1437 Hijriah atau Lebaran Kurban pada hari ini, Selasa (13/9/2016). Penanda keraton merayakan Lebaran Kurban ini dengan grebeg besar di alun-alun utara.

Penghageng Tepas Dwarapura, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat mengatakan, Keraton Yogyakarta memiliki patokan sendiri dalam menentukan Lebaran Kurban sesuai dengan kalender Sultan Agung yang menempatkan 10 Besar Jimawal 1949 bertepatan pada Selasa Legi, 13 September 2016.

Karena itu pada Idul Kurban tahun ini berbeda dengan penentuan dari pemerintah pada Senin, 12 September 2016. Perbedaan ini lantaran pemerintah menganut kalender hijriah, sehingga ada perbedaan sehari.

"Selasa, ya betul untuk keraton. Upacara gunungan Selasa 13 September 2016. Ini sesuai dengan penanggalan kalender Sultan Agungan," ucap Romo Tirun panggilan Jatiningrat.

Romo Tirun menjelaskan, saat grebeg besar atau upacara adat besar, Keraton Yogyakarta akan mengeluarkan tujuh gunungan atau pareden. Tujuh gunungan ini meliputi tiga gunungan kakung (laki-laki), satu gunungan putri, gunungan darat, gunungan gepak, dan pakuwuh.

"Yang lima ke Masjid Besar dan dua ke Pakualaman dan Kepatihan atau Pemda DIY. Macam-macamnya, gunungan lanang, gunungan putri, gunungan gepak, gunungan darat, dan gunungan pawuhan," ujar dia.

Abdi dalem di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Romo Tirun mengatakan pula, sekalipun ada perbedaan dengan pelaksanaan Idul Adha dengan pemerintah, namun ada untungnya. Sebab, pelaksanaan Salat Id di Masjid Rotowijayan yang dekat dengan Keraton Yogyakarta tidak terganggu.

"Kita malah enak kalau seperti ini. Kaitannya dengan Salat Id di Masjid rotowijayan. Kalau biasanya barisan prajurit dengan salat agak repot karena melewati saf itu. Jadi agak kerepotan. Kalau dua hari ini malah bisa dikerjakan dengan tertib," kata Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat.