Sukses

Pembakar Lahan di Riau Kian Rusak Hutan Lindung Suligi

Tak hanya membalak liar, para perambah hutan juga membakar hutan lindung yang terkenal akan air terjun dan guanya itu.

Liputan6.com, Pekanbaru - Dua helikopter jenis MI-8 dan Sikorsky kembali diterbangkan guna menanggulangi kebakaran hutan dan lahan melalui operasi pengeboman air di Hutan Lindung Suligi di perbatasan Kampar-Rokan Hulu, Riau pada Senin, 12 September 2016.

Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Marsma Henri Alfian menyatakan kebakaran yang terjadi di Bukit Suligi itu merupakan imbas dari kebakaran yang terjadi sehari sebelumnya.

"Titik api masih berada di lokasi yang sama dengan kemarin," kata Alfian di Pekanbaru.

Jika pada Minggu, 11 September 2016,  pengeboman air dilakukan dengan satu helikopter, kemarin dikerahkan dua unit heli dengan harapan titik api berhasil dibasmi.

Dari udara, terpantau asap tebal dari dua titik puncak bukit membumbung dan berpotensi mencemari udara di sekitar lokasi kebakaran.

Sementara itu, MI-8 dan Sikorsky terpantau silih berganti melakukan pemadaman. Total lebih dari 60 kali pengeboman air dilakukan kedua heli yang masing-masing mampu memuntahkan lima ton air sekali terbang itu.

Kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi merupakan hamparan hutan tropis basah seluas sekitar 300 hektare di Rokan Hulu. Kawasan tersebut berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Pekanbaru.

Pada saat pemadaman berlangsung, terlihat jelas bekas aktivitas pembalakan liar di kawasan tersebut. Sejumlah gubuk juga terlihat jelas berdiri di sekitar lokasi itu.

Berdasarkan laporan tim udara, saat pemadaman berlangsung terlihat pula sejumlah orang yang sedang beraktivitas tidak jauh dari bekas pembalakan liar dan titik api. Beberapa dari mereka dilaporkan pergi saat melihat tim udara mendekat.

Informasi yang dirangkum aktivitas penggundulan hutan di kawasan tersebut telah berlangsung lama.

Hutan Lindung Bukit Suligi selama ini dikenal karena keindahan panoramanya, gua dan air terjun. Namun, kawasan itu kini kian terancam akibat perambahan untuk dialihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit, terutama di kaki bukit.

Perambahan lahan negara tidak hanya terjadi di Bukit Suligi, tapi juga di sejumlah kawasan konservasi di Riau seperti Taman Nasional Tesso Nilo, Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Hutan Lindung Rimbang Baling serta Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.