Sukses

Banyak Warga Kulon Progo Mendadak Jadi Jutawan dan Miliarder

Sebagian ada yang berniat buka usaha, sebagian lagi kebingungan mencari usaha baru karena sawah mereka tergusur.

Liputan6.com, Kulonprogo - Usai pembayaran ganti rugi lahan bandara baru Kulon Progo, banyak warga mendadak jadi jutawan hingga miliarder. Itu karena sebagian warga tersebut memiliki lahan seluas lebih dari 1.000 meter persegi.

Slamet Sri Bintarso, warga Macanan Glagah Temon, Kulonprogo, misalnya. Ia baru saja memperoleh uang sebesar Rp 762 juta sebagai ganti rugi lahan miliknya. Dengan uang yang didapatnya, ia berencana menggunakannya sebagai modal usaha membuka toko.

"Tanah saja luasnya 1.927 meter persegi. Uangnya untuk pengembangan usaha toko nanti. Saya sudah punya rumah jadi tidak relokasi," ujar Slamet yang berprofesi sebagai PNS itu di Balai Desa Glagah, Rabu, 14 September 2016.

Slamet mengatakan sempat ada kendala dalam pengukuran meski kini semuanya sudah jelas. Ia berterima kasih kepada petugas yang melayani dengan baik, sehingga warga rela dalam melepaskan lahan dan rumahnya.

"Tidak rumit karena belum begitu paham ada kekeliruan, tapi bisa dibetulkan. Meja satu sampai selesai petugasnya ramah-ramah. Yang kena dampak tidak dipersulit, semuanya kooperatif," ujar dia.

Sementara itu, Sukisno (56) warga Kepek, Glagah Kulonprogo, mendapatkan uang ganti rugi sebanyak Rp 1,6 miliar dari sawah seluas 1.806 meter persegi. Uang itu rencananya digunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah.

"Saya ajukan relokasi tanah, beli rumahnya belum ada kejelasan juga. Rencana pendampingan kan suruh bangun sendiri tapi bentuk bangunan disamakan. Lahan dari kas desa. Lahan kita beli juga," ujar Sukisno.

Sukisno mengaku ia memiliki empat bidang yang terkena rencana pembangunan bandara. Empat bidang itu terdiri dari sawah, perkarangan dan rumah. Hasil ganti rugi lahan ini sebagian akan digunakan untuk usaha. Namun dia belum tahu akan mengerjakan usaha apa.

"Mata pencaharian selanjutnya belum ada kejelasan karena warga terdampak langsung dari AP belum ada pekerjaan, terutama warga Kepek, kena semua. Rencana usaha kalau bisa. Kalau enggak ya biar anak-anak yang usaha," ujar Sukisno yang sebelumnya bekerja sebagai petani.