Sukses

Terjang Permukiman dan RS, Banjir Bandang Garut Tewaskan 9 Orang

Banjir bandang Garut tiba-tiba menggenangi rumah sakit dan memaksa pasien harus dievakuasi ke luar RS.

Liputan6.com, Garut - Sebanyak sembilan warga Garut, Jawa Barat, dinyatakan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda kota itu sejak Selasa malam, 20 September 2016.

Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Zakaria, mengatakan hujan deras yang terjadi sejak pukul 19.00 WIB menyebabkan arus Sungai Cimanuk yang berada di sekitar Kota Garut meluap.

Ratusan rumah, perkantoran, dan instalasi vital lainnya milik pemerintah yang berada di dekat sungai akhirnya tak luput dari terjangan banjir. "Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan harta bendanya," ujar Dadi, Rabu (21/9/2016) pagi.

Menurut Dadi, banjir bandang tersebut merupakan yang terparah dalam 50 tahun terakhir. Besarnya luapan Sungai Cimanuk yang merupakan salah satu hulu sungai di Jawa Barat itu menyebabkan banyak korban jiwa. Bencana itu juga merusak bangunan yang dilalui sungai itu.

"Korban paling banyak di daerah Sukapadang, Kelurahan Rengganis dan Cimacan. Tidak hanya permukiman, perkantoran pemerintah dan rumah sakit umum daerah ikut terendam," kata dia.

Akibat musibah itu, beberapa aktivitas warga seperti sekolah dan pelayanan pemerintah lumpuh total. Petugas bencana gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, dan Polri masih terlibat memberikan bantuan evakuasi warga. Isak tangis terlihat di antara kerumunan warga yang rumahnya menjadi korban banjir.

Aef Saepudin, warga Bayongbong yang sedang rawat inap di rumah sakit, mengatakan banjir yang menggenangi seluruh kawasan rumah sakit terjadi secara tiba-tiba.

Lokasi rumah sakit yang berada persis di samping sungai menyebabkan air dengan cepat menggenangi rumah sakit. Tak ayal, banyak pasien dan pengunjung yang kaget.

"Banyak pasien yang dibawa pihak pengunjung ke luar rumah sakit untuk menyelamatkan diri," ujar dia.

2 dari 2 halaman

Sembilan Tewas

 

Berdasarkan catatan cepat BPPD Garut di lapangan, koran meninggal dunia berasal dari Tarogong Kidul berjumlah lima orang, Garut Kota sebanyak tiga orang dan satu orang dari Kecamatan Bayongbong. Sementara, dua warga dari Kelurahan Paminggir dan Jayawaras hilang.

"Bagi korban meninggal dunia kami bantu pengurusan jenazahnya, sementara bagi koran selamat kami pusatkan di tempat evakuasi Makorem 062 Tarumanagara, Apotek Wira Prima, RS Guntur," kata Dadi.

Sementara, fasilitas pemerintah yang mengalami kerusakan parah, yakni sebagian besar berada di sekitar lapangan Paris yang berada dekat saluran Sungai Cimanuk seperti RSU dr Slamet, Kantor Polsek Tarogong Kidul, Kantor Kecamatan Tarogong Kidul, Kantor Arsip, Gedung SMP 3 Tarogong Kidul, dan Kantor BKKBN.

"Masih banyak data kerusakan bangunan yang sedang kami kumpulkan," kata Dadi.

Adapun daerah terdampak banjir, antara lain Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Garut Kota, Kecamatan Tarogong Kidul, Kecamatan Tarogong Kaler, Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan Karangpawitan.

Hingga kini, bantuan yang tersalurkan untuk korban masih minim. Lembaganya, ujar Dadi, sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat, temasuk BNPB.

"Diagendakan tim reaksi cepat dari pusat segera tiba di Garut," ujar dia.

Untuk meringankan beban para korban, ia berharap semua elemen masyarakat bersatu termasuk memberikan bantuan baik moril ataupun materiil. "Bagi masyarakat yang akan memberikan bantuan bisa langsung datang ke posko darurat yang disediakan pemerintah," ujar Dadi. (Jayadi Supriadin)

Video Terkini