Liputan6.com, Tegal - Kacang tak lupa kulitnya. Para pengusaha warung tegal (warteg) di perantauan tak lupa muasalnya. Kontribusi mereka untuk kampung halamanya sudah jadi tradisi lama.
Aksi sosial mereka tak hanya memberi bantuan sosial berupa santunan kepada anak yatim, hewan kurba,n ataupun menciptakan lowongan pekerjaan setiap tahunnya. Kontribusi mereka juga sesuai kebutuhan terkini.
Saat ini 45 pengusaha warteg yang tergabung dalam perkumpulan Arobitoh sedang membangun rumah sahabat anak (RSA) untuk anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya merantau. Adapun anggota perkumpulan pengusaha warteg Arobitoh merupakan warga desa Sidakaton, desa Sidapurna, dan desa Kupu Dukuhturi Kabupaten Tegal Jawa Tengah.
Advertisement
Baca Juga
Secara rutin minggu kedua satu bulan sekali, mereka menjalin komunikasi dengan perkumpulan yang digelar di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Dalam perkumpulan itu, mereka membahas sejumlah program kegiatan sosial, termasuk yang terbaru ini membangun RSA.
"Saat ini proses pembangunan rumah sahabat anak di Sidakaton Dukuhturi masih dilakukan. Ya sekitar 50 persen bangunan sudah mulai berdiri," ucap Ketua Perkumpulan pengusaha warteg Arobitoh Tegal, Mulyadi (51), kepada Liputan6.com, Selasa 20 September 2016.
Rumah sahabat anak itu, lanjut dia, tujuannya untuk menampung anak-anak yang ditinggal keluarganya merantau.
"Di sini memang sebagian besar warganya bekerja di perantauan. Sehingga masih banyak anak-anak mereka yang ditinggal di rumah dan tanpa pengawasan dari orang tua. Karena itu rumah sahabat anak ini untuk menampung mereka agar lebih mendapatkan perhatian dan terkontrol oleh para pendidiknya nanti," jelasnya.
Adapun lahan pembangunan RSA seluas 400 meter merupakan tanah milik Mulyadi yang diwakafkan.
"Awalnya saya punya lahan 400 meter, kemudian saya serahkan ke pak Lurah. Kemudian saya tawarkan coba dibangun rumah yatim saya bilang begitu awalnya. Namun, saat saya pulang ke tegal setelah lebaran ketemu sama bu camat, di bu camat punya program rumah sahabat anak yang dimotori Kapolres Tegal, Pak ribut," sambung dia.
Pembangunan RSA yang diperkirakan menelan anggaran tak kurang dari Rp 400 juta itu, nantinya dibiayai oleh personal pemerintah yakni, Kapolres, Bupati, Wakil Bupati, dan sejumlah pengusaha warteg yang tergabung dalam perkumpulan Arobitoh.
"Untuk pembangunanya semuanya patungan baik dari pak Kapolres, Bupati, Wakil Bupati dan beberapa perkumpulan pengusaha warteg Arobitoh lainya," imbuh dia.
Rencananya, lanjut dia, setelah rumah sahabat anak sudah jadi dan mulai digunakan. Terkait pembiayaan dan yang lainya seperti tenaga pengajar dan operasional akan ditanggung pengusaha warteg perkumpulan arobitoh.
"Insyallah kami siap membantu operasional RSA baik untuk membiayai pengajar dan pengeluaran lainya meskipun tidak 100 persen. Nanti setelah sudah jadi, RSA akan diserahkan ke pihak desa setempat," kata pria yang memiliki dua warteg di Jakarta ini.
Sejumlah kegiatan sosial rutin lainya juga dilakukan perkumpulan pengusaha warteg Arobitoh seperti, pembagian paket sembako, kurban, dan santunan kepada anak yatim.