Liputan6.com, Balikpapan – Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan, Kalimantan Timur, memperoleh dana hibah sebesar Rp 7 miliar dari pemerintah daerah setempat. Ketua PMI Balikpapan M Arfan menerangkan dana hibah dipergunakan untuk pengadaan alat laboratorium darah.
"Saat ini, kita sudah punya dua alat yang canggih. Ke depan mungkin kita menambah satu alat lagi yang otomatis untuk meningkatkan mutu darah serta mempercepat pelayanan. Karena, alat yang ada masih manual," kata Arfan, Jumat (23/9/2016).
Selain itu, PMI Balikpapan juga memerlukan alat screening darah internasional senilai Rp 25 miliar. Alat itu berfungsi untuk membersihkan darah dari penyakit menular yang membahayakan penerima donor.
Alat tersebut masih belum bisa diadakan karena belum memiliki anggaran. Sedangkan, pendapatan dari penjualan kantong darah hanya cukup untuk operasional kantor seperti pembayaran listrik, kebersihan, perawatan alat-alat dan gaji pegawai.
Baca Juga
Sementara itu, PMI Balikpapan masih kekurangan stok darah guna mencukupi kebutuhan warga. Permintaan darah Balikpapan sebanyak 100 kantong per harinya, tetapi yang mampu dipenuhi sebanyak 60 kantong saja.
"Jumlah permintaan dan stoknya tidak sebanding," kata Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy.
Rizal mengatakan stok darah dikumpulkan dari aktivitas donor sosial dilakukan sejumlah instansi di Balikpapan. Pasokannya masih dirasakan kurang mengingat semakin meningkatnya jumlah permintaan saat ini.
Sehubungan itu, Rizal meminta peningkatan sosialisasi donor darah secara rutin digalakan PMI Balikpapan. Menurut dia, program sosial donor darah dapat membantu menyelamatkan nyawa bagi mereka yang membutuhkan.
Rizal menyebutkan donor darah mampu mengumpulkan sebanyak 24 ribu kantong darah bagi warga setempat. Satu kantong darah dijual Rp 360 ribu sehingga dalam satu tahun PMI mendapatkan dana UTD sekira Rp 8,640 miliar.