Liputan6.com, Sumenep - Tim peneliti dari Lapan yang berjumlah lima orang telah meninjau langsung kondisi lokasi jatuhnya pecahan roket Falcon 9 di Sumenep pada Rabu, 28 September 2016. Berdasarkan keterangan warga, diketahui pecahan roket itu sempat memantul dua kali di tanah sebelum akhirnya berhenti.
"Ya kalau dilihat dari struktur tanah di Madura yang memang keras karena pulau karang, wajar kalau ada benda keras memantul," kata peneliti bidang astronomi astrofisika dari Pusat Sains Antariksa Lapan, Rhorom Priyantikanto, kepada Liputan6.com, Kamis (29/9/2016).
Menurut warga, kata Rhorom, pecahan roket itu jatuh dari arah barat laut dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, lempengan seng yang menaungi kandang sapi warga sobek dan ada noda terbakar.
"Itu terbakar bukan karena api, tapi karena dia menerima benda yang panas dan dalam kecepatan tinggi," ucap dia.
Baca Juga
Meski begitu, pihaknya belum bisa memperkirakan kecepatan jatuhnya pecahan roket tersebut. Hal itu baru bisa diketahui setelah semua angka koordinat jatuh dan parameter lainnya dimasukkan dalam sebuah simulasi.
Berdasarkan temuan lapang, tim menentukan koordinat titik jatuh salah satu benda berada di 7,2"LS 113,4"BT di sekitar Gili Raja, Sumenep, Madura.
"Kami nanti akan modelkan, lalu kami perkirakan kembali sehingga kami bisa pelajari kapan roket mulai mengalami pecah," tutur dia.
Usai peninjauan lapangan, pihaknya akan segera memformalkan serah terima penyerahan pecahan roket Falcon 9 dari Polres Sumenep kepada pihak Lapan. Sementara, empat benda jatuh dari langit itu akan dititipkan terlebih dahulu sebelum dibawa ke Pusat Penelitian Antariksa di Bandung.