Sukses

Burung-Burung Hantu Pemburu Tikus Hama Kebun

Ada beberapa cara alami memberantas hama di lahan perkebunan.

Liputan6.com, Pelalawan - Selain ulat api, hama yang menjadi permasalahan bagi perkebunan sawit adalah tikus. Hewan pengerat ini biasanya suka dengan buah sawit dan selalu memakannya pada malam hari.

Namun, ada cara jitu untuk mengendalikan hama ini tanpa menggunakan bahan kimia, yakni dengan mengerahkan burung hantu Tyto Alba untuk berburu tikus pada malam hari.

Burung yang dikenal dengan Serak Jawa ini ditangkar di radius 25 hektar lahan perusahaan di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan Riau. Hewan berbulu putih ini dibuatkan kandang dan dibiakkan hingga beranak-pinak.

"Kalau malam hari, Tyto Alba berburu tikus yang memakan buah sawit perusahaan. Setiap malam, satu burung bisa memangsa sampai tiga ekor tikus," kata Manager Opersional Salah satu perusahaan sawit di Riau, PT Inti Indosawit Subur, Bedian Satria kepada Liputan6.com, Senin 19 September 2016.

Dia menyebutkan penggunaan Tyto Alba menjadi predator hama tikus sudah digunakan sejak tahun 2000. Sejauh ini, sudah ada 250 kandang yang tersebar di 5.700 hektar lebih lahan operasional Asian Agri di Pelalawan.

Di kandang yang tersedia, perusahaan membuat ruang untuk tidur dan burung tersebut kawin dengan pasangannya. Di kandang juga disiapkan ruang untuk bertelur dan burung menetas.

Kandang ini dicek secara rutin. Hal ini untuk mengontrol pengembangbiakan dan menjaga anak burung menjadi dewasa. Pasalnya burung ini jika dibiarkan membesarkan anaknya sendiri, kemungkinan jumlah anak selamat lebih kecil.

"Burung ini bisa bertelur hingga tujuh butir. Dan biasanya dalam penetasan, ada terjadi kanibalisme juga. Burung yang lebih dulu menetas biasanya memakan telur, kalau induknya terlambat mengasih makan," sebut Bedian.

"Kemudian, anak burung yang lebih dominan, biasanya juga memakan yang lebih kecil. Hal ini juga sering terjadi kalau induknya terlambat mengasih makan," tambah Bedian.

2 dari 2 halaman

Merawat Burung Hantu Penjaga

Bedian menerangkan, Tyto Alba jantan bersifat poligami. Burung jantan akan meninggalkan betina yang sedang mengeram dan mencari pasangan lainnya. Burung betina membesarkan anaknya hingga dewasa sendirian.

Karena memang difungsikan memburu hama di perkebunan sawit, Tyto Alba menjadikan tikus sebagai menu utama makan malamnya. Burung ini sangat rakus pada tikus dan selalu membawa ke sarang untuk menyantapnya.

"Nih lihat, di kandang ada banyak bangkai (tengkorak) tikus. Begitu juga di bawah sarangnya. Jadi burung ini memakan tikus di kandang baik secara sendiri ataupun makanan anak-anaknya," terang Bedian.

Berkembangbiak di alam, burung ini tentu saja tak dilepaskan begitu saja. Setiap tiga bulan sekali, pihak perusahaan mengecek siklus perkembangannya. Kontrol sangat diperlukan supaya ada keseimbangan ekosistem.

"Dan penjagaan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu cara perusahaan menjalankan perkebunan agar ramah lingkungan," tegas Bedian.

Di luar cara ini, masih ada enam cara lainnya yang dijalankan perusahaan supaya tidak merusak alam.

"Ada cara pengelolaan air ramah lingkungan, meniadakan limbah, menjaga keberlangsungan aliran sungai, pembukaan perkebunan tanpa ada pembakaran, penciptaan energi dan pembuatan pupuk memanfaatkan serabut sawit," kata Bedian.