Liputan6.com, Surabaya - Panglima Kodam (Pangdam) V/ Brawijaya, Mayor Jenderal (Mayjen) I Made Sukadana mengakui ada anggotanya menjadi santri di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Namun ia mengaku, anggota TNI AD yang berpangkat Kolonel itu tertipu karena diiming-imingi uang yang menjanjikan.
"Sama juga dengan ketua yayasan, ibu Marwah Daud yang mendapat gelar profesor juga ada di dalamnya. Apalagi cuma tentara yang diiming-imingi uang, apalagi gaji kita kurang. Makanya kalau diiming-imingi itu, di antara tentara pasti ada yang tergiur," kata Pangdam, kepada Liputan6.com usai acara cangkrukan, di Jalan Raya Darmo 100 Surabaya, Jawa Timur, Jumat 30 September 2016 malam.
Saat ditanya mengenai keterlibatan anggota TNI dalam kasus Dimas Kanjeng, Pangdam mengaku sudah mendengarnya dari Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Anton Setiadji, terduga atau pelaku pembunuhan ada dari mantan anggota TNI. "Purnawirawan atau apa saya tidak jelas, tidak tahu persis," kata Pangdam.
Advertisement
Saat mendengar informasi tersebut, Sukadana menambahkan, ia langsung mengambil langkah-langkah terhadap anggota TNI AD yang masih aktif.
"Saya perintahkan kepada prajurit aktif untuk segera meninggalkan padepokan tersebut supaya tidak menjadi penghalang polisi melakukan tugasnya menangkap Dimas Kanjeng atas kasus dugaan pembunuhan mantan santrinya," ucap Pangdam.
Pangdam menegaskan bahwa bagi anggota TNI AD yang masih aktif dan menjadi santri Dimas Kanjeng untuk segera diperiksa. "Saya mengambil langkah melaporkan anggota aktif yang menjadi santri kepada Komandan Kesatuan untuk segera diperiksa," ujar Pangdam.
Â