Liputan6.com, Yogyakarta - Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa umum yang dapat dideteksi secara dini. Biasanya gangguan ini tersimpan dalam keluhan atau penyakit berulang yang tidak kunjung sembuh sekalipun sudah diobati.
"Gangguan jiwa yang dimaksud tidak melulu gila, tetapi bisa dalam bentuk gangguan emosional," ujar Diana Setiyawati, Direktur Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM, Rabu sore, 5 Oktober 2016.
Ia mengungkapkan banyak pasien datang ke puskemas mengeluhkan gejala yang sama tanpa menyadari bahwa itu termasuk indikasi gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang kerap dikeluhkan oleh pasien antara lain, sulit tidur, berkeringat dingin, sesak nafas, mual, mag, dan sebagainya.
"Yang paling sering diderita pasien adalah depresi dan kecemasan," tutur dia.
Bahkan, kata Diana, prevalensi gangguan jiwa yang umum tersebut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah 6 dari 100 orang di Indonesia mengalami depresi atau kecemasan.
Baca Juga
Advertisement
Ia menguraikan orang yang mengidap depresi biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut, malas bepergian ke luar, sulit menyelesaikan pekerjaan di sekolah atau kantor, menyendiri dari keluarga atau lingkungan sosial, bergantung pada alkohol, tidak lagi melakukan kegiatan yang biasanya menyenangkan.
Tanda-tanda lainnya adalah sukar berkonsentrasi, lelah sepanjang waktu, sakit kepala atau nyeri otot, insomnia atau hipersomnia, kehilangan atau ada perubahan pada nafsu makan, penurunan atau peningkatan berat badan secara drastis, merasa bersalah, mudah tersinggung, frustrasi, tidak percaya diri, tak bahagia, dan merasa tidak berharga.
"Untuk dapat menegakkan diagnosis depresi setidaknya lima di antara semua gejala itu ditemukan pada pasien dengan durasi sekurang-kurangnya dua minggu, serta mewakili adanya perubahan pada fungsi keseharian dari pasien," ucap Diana.