Liputan6.com, Purwakarta - Salatlah kamu sebelum disalatkan. Itulah kalimat yang menjadi acuan bagi wanita yang dikenal dengan sebutan Mak Gober (64) warga Plered, Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat.
Kata-kata itu pula yang mendorongnya untuk mengingatkan umat Islam agar selalu menjalankan rukun Islam yang kedua, yaitu salat. Perempuan bernama asli Dede Siti Hindun itu bahkan sudah lebih dari sepuluh tahun terakhir rutin merazia kaum pria jelang waktu Salat Jumat tiba.
Berbekal tongkat kecil, Mak Gober mulai bergerilya di wilayah Plered mulai dari pusat keramaian, areal permukiman hingga pangkalan ojek dan angkot dengan berjalan kaki. Ia akan beraksi jika ada kaum adam yang tetap berleha-leha meski Salat Jumat hampir tiba.
"Hayo ka masjid. Salat tong cicing wae, salat burukeun Jumaahan. (Ayo cepat ke masjid. Jangan pada diam. Cepetan Salat Jumat)," teriak Mak Gober saat menemukan kaum pria yang belum bersiap ke masjid, beberapa waktu lalu.
Menurut warga, aksi yang dilakukan Mak Gober bukan tanpa risiko. "Iya awalnya dulu dia sering dapat cacian dan makian, parahnya lagi sampai dicerai sama suaminya," kata Dedi, salah seorang warga yang berprofesi sebagai sopir angkot itu.
Baca Juga
Mak Gober dicerai, kata Dedi, karena dinilai telah berbuat di luar batas dan dianggap terlalu usil pada warga. Seiring perjalanan waktu, aksi Mak Gober justru ditanggapi positif bahkan didukung sejumlah tokoh agama di daerah itu.
"Kalau sekarang mah pada ngedukung, termasuk Pak Ustaz," ujar Dedi.
Mak Gober yang sehari-hari mendapatkan pendapatan lewat berjualan gas itu mengaku nekat merazia para pria lantaran resah dengan mereka yang tetap berleha-leha dan berdiam diri saat waktu salat tiba.
Tak tahan lagi, ia akhirnya beraksi, terutama setelah disokong kuat oleh ulama setempat. "Wilayah Plered ini kan daerah santri, jadi malu kalau kelakuan warganya tidak nyantri," ujar Mak Gober, Jumat, 14 Oktober 2016.
Mak Gober berjanji, selama dirinya masih mampu berjalan dan melakukan kegiatan serupa, razia di hari Jumat akan terus dilakukannya. Namun, ia berharap ada generasi penerus yang melanjutkan perjuangannya demi memperjuangkan agama dengan cara yang dilakukannya selama ini.
"Dulu saya tidak sendiri, tapi saat ini hanya saya dan Mak Ani, teman saya, yang masih melakukan ini. Karena yang lain tidak kuat mentalnya untuk dicibir," tutur Mak Gober.
Mak Gober juga berpesan, agar semua kaum muslim agar tahu dan sadar jika ibadah adalah kewajiban dan hak bagi setiap umat Islam untuk menjalankannya.
"Pesan saya titip semua umat Islam dapat menjalankan semua tentang kewajiban dan aturan yang berlaku dalam agama. Tentu dengan niat tulus tanpa ada maksud lain," kata Mak Gober.