Sukses

Rugi Puluhan Juta, Petani Cabai Bantul Sampai Jual Motor

Kerugian yang diderita petani cabai pada tahun ini jauh lebih buruk dibandingkan panen tahun lalu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Petani cabai di Bantul rugi besar karena hujan deras yang terus turun dalam dua bulan terakhir merusak tanaman cabainya. Padahal, mereka berharap musim tanam kedua ini lebih baik ketimbang pertengahan 2016 lalu yang hasilnya tidak memuaskan.

"Ternyata masih mending musim tanam sebelumnya, walaupun rugi masih ada yang dipanen. Kalau sekarang, tidak ada yang bisa dipanen sama sekali," ujar Supriyanto, petani di Dusun Plebengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Selasa (18/10/2016).

Ia mengungkapkan, kerugian yang dideritanya pada musim tanam kali ini mencapai Rp 35 juta. Total produksi dari lahan 3.000 meter persegi yang digarap biasanya mampu menghasilkan 4,5 ton tetapi sekarang hanya 20 kilogram.

Padahal, kata Supriyanto, sepeda motornya sudah terjual seharga Rp 5,5 juta untuk menutup modal tanam. Ia bersikeras tidak ingin berhutang dalam menanam cabai karena malas dipusingkan dengan cicilan dan pembayaran, di samping Supriyanto memang ingin menjadi petani mandiri.

"Tahun ini memang luar biasa buruk untuk panen," ucap Supriyanto.

Hal senada juga dirasakan Suwarman, petani di daerah yang sama. Modal tanam cabai sebesar Rp 9 juta ludes tak kembali setelah lahan seluas 2.300 meter persegi yang digarapnya tak menghasilkan apapun.

"Tapi bagaimana lagi, alam tidak bisa dilawan," kata Suwarman.

Tercatat, 90 persen dari 22 hektare lahan yang ada di Plebengan ditanami cabai. Harga jual yang tinggi menjadi alasan petani memilih komoditas tersebut, apalagi mereka memperkirakan musim ini masih kemarau.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul mendata luasan lahan yang rusak dan merugi akibat anomali cuaca antara lain, bawang merah 125 hektare, cabai merah 150 hektare, jagung 254 hektare, kedelai 335 hektare, dan kacang tanah 100 hektare.