Sukses

Rebutan Tabung Warnai Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg di Sleman

Rebutan tabung saat operasi pasar gas elpiji tiga kilogram itu berujung pada adu mulut.

Liputan6.com, Yogyakarta - Operasi pasar gas elpiji tiga kilogram yang digelar Pertamina di kantor Kecamatan Godean, Sleman, DIY, diwarnai rebutan tabung. Pasalnya, salah seorang warga yang ikut mengantre kehilangan tabung gas di lokasi kejadian.

Kejadian bermula saat Agustinus datang bersama istrinya ke tempat operasi pasar digelar. Ia membawa dua buah tabung kosong berukuran tiga kilogram ke tempat itu. Antrean panjang membuatnya meletakkan dua buah tabung di sela-sela orang yang berbaris mengular.

Agustinus pun meninggalkan antrean dan tidak memperhatikan keberadaan tabung gasnya. Ketika ia kembali untuk mengantre, dua buah tabung gas miliknya yang dililit tali berwarna biru sudah lenyap. Ia lalu mencari di setiap orang yang mengantre.

Seorang perempuan setengah baya membawa tabung gas persis dengan milik Agustinus. Laki-laki itu pun menghampirinya dan bertanya soal tabung gas. Akan tetapi, pertanyaan itu berlanjut pada adu mulut di antara keduanya.

Perempuan itu bersikukuh tabung gas yang dimaksud adalah miliknya. Jumlah tabung gas yang dibawanya ada empat karena dua di antaranya adalah titipan orang.

Akhirnya, Agustinus mengalah dan mengambil tabung gas lain yang sebenarnya dia tidak tahu pasti tabung itu milik siapa. Tabung gas lain yang diperolehnya itu berdasarkan suruhan warga yang lain karena mereka tidak ingin keributan berlanjut.

"Kalau bukan perempuan sudah tak sikat," ujar dia penuh amarah, Senin, 17 Oktober 2016.

Koordinator elpiji di Sleman, Yos Widihapsoro menuturkan, operasi pasar yang dimulai pukul 09.00 WIB itu mendistribusikan 560 tabung gas untuk warga Godean yang dibuktikan dengan menunjukkan KTP. Selain Godean, kegiatan serupa juga dilakukan di Kecamatan Seyegan, Cangkringan, dan Prambanan.

Tabung gas tersebut dibanderol dengan harga Rp 15.500 per tabung. Setiap warga memperoleh jatah dua tabung. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti kelangkaan tabung gas elpiji tiga kilogram di wilayah Sleman sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.

"Kelangkaan karena kurang antisipatif, banyak hari libur di bulan Agustus dan September," tutur Yos.

Ia mengungkapkan permintaan gas elpiji tiga kilogram meningkat 4-6 persen dari alokasi semula di Sleman sebesar 35.000 tabung.

Yos juga mengimbau kepada rumah makan, restoran, dan industri untuk tidak memakai gas elpiji tiga kilogram karena tabung itu bersubsidi dan diperuntukkan bagi warga yang kurang mampu. Seharusnya, kata dia, menggunakan tabung gas elpiji 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

"Baru-baru ini kami melakukan monitoring ke rumah makan di Jalan Solo dan Babarsari, masih ada yang pakai elpiji tiga kilogram, kami beri pengertian untuk pakai 5,5 kilogram," ucap Yos yang juga menjabat sebagai wakil ketua Hiswana Migas DIY.