Liputan6.com, Sabu Raijua, NTT - Sebagian wilayah Indonesia pernah dijajah Belanda selama ratusan tahun. Satu di antara daerah yang pernah dijajah bangsa Eropa tersebut adalah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tak mengherankan, bila kemudian Pemerintah Kolonial Hindia Belanda meninggalkan banyak sekali jejak di Nusantara atau Bumi Pertiwi. Tengok saja bendera Belanda yang ukurannya 80 meter persegi yang masih tersimpan dalam sebuah rumah adat Udju Dimu di Desa Ladenu, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
"Dulu di sini ada bendera Inggris, tetapi pada waktu itu Inggris dan Belanda merupakan tetangga, yang mana Inggris berada di Jakarta suku Betawi, sedangkan Belanda berada di Malaka," ucap Leonard Albert Laikudi, salah satu keturunan raja setempat atau generasi keempat penyimpan bendera kuno Belanda tersebut kepada Liputan6.com, Rabu (19/10/2016).
Selanjutnya, ia menuturkan, Belanda dan Inggris datang ke Raijua untuk mengadudombakan warga. "Yang mana Inggris dan Belanda sengaja berperang dan sepakat bertukar tempat kekuasaan. Inggris di Malaka, sedangkan Belanda berada di sini di Sabu Raijua."
Baca Juga
Laikudi mengatakan pula, bendera Belanda pada mulanya menjadi rebutan dua raja, yaitu Bakurua dan Alorua. Padahal, kedua raja ini merupakan kakak adik sekandung.
Setibanya Belanda di Raijua menggunakan kapal, kapal tersebut berada di tengah laut dan meminta kepada masyarakat Raijua untuk berenang mengambil bendera tersebut, dan siapa yang lebih dahulu maka dia menjadi raja. Lalu yang dapat adalah Bakurua, sedangkan bendera Inggris diberikan kepada Alorua," ucap Laikudi.
Menurut Laikudi, ia sudah menjaga bendera Belanda selama 75 tahun sesuai umur dirinya. Sebelumnya, bendera tersebut sudah ada dari zaman raja pertama, yaitu Lai Kudji.
Advertisement
Hingga saat ini, lanjut dia, bendera Belanda masih tersimpan. Sedangkan bendera Inggris sudah dijual.
Bendera Belanda yang masih tersimpan biasanya dikibarkan mengelilingi rumah adat Udju Dimu selama 5 tahun sekali dengan memotong kerbau. "Saat dikibarkan, bendera tersebut tidak bisa dipegang oleh orang lain selain keturunan raja," Laikudi memungkasi.