Liputan6.com, Tegal - Sebanyak 21 siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Karangjambu Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Jawa Tengah diduga mengalami pelecehan seksual oleh guru di sekolah setempat.
Dugaan pelecehan seksual guru SD kepada para siswanya satu per satu sudah dilakukan sejak setahun terakhir. Para siswa kerap dilecehkan dengan diraba di bagian dada, paha dan alat kelamin oleh guru Bahasa Inggris berinisial EA.
Para orangtua yang tidak terima anaknya menjadi korban pelecehan seksual meminta polisi menangkap si guru tersebut.
Advertisement
"Bulan September kemarin, anak saya cerita sering dipegang-pegang saat pelajaran Bahasa Inggris. Setiap pelajaran, pasti dipegang-pegang. Jadi, anak saya itu takut kalau ada pelajaran Bahasa Inggris. Saya kasihan pasti tertekan psikisnya," ucap orangtua siswa yang anaknya, NF, mengaku menjadi korban pelecehan seksual, Mjl (38) di Kabupaten Tegal Jawa Tengah, Kamis (20/10/2016).
NF merupakan siswa kelas 4 sekolah tersebut mengaku setiap pelajaran, sering dipegang di bagian rambut dan pipi. Guru tersebut, kata dia, kerap bertanya-tanya sambil menggerayangi badan anaknya.
"Ya jelas kami tidak terima anak saya dilecehkan seperti itu. Apa iya guru sukanya pegang-pegang ke siswa-siswanya seperti itu? Pokoknya saya minta polisi menghukum pelaku seberat-beratnya," dia menjelaskan.
Baca Juga
Hal senada juga diungkapkan orangtua siswi lainnya yang mengaku kecewa akibat perlakuan guru itu, Yt (40). Ia mengatakan, anaknya RH sering menjadi pelampiasan nafsu bejat kebuasan guru tersebut. Bahkan, anaknya sempat mengeluh kesakitan karena sering dipegang-pegang bagian pahanya oleh guru honorer.
"Menjijikkan sekali sikapnya sebagai seorang pendidik. Harusnya kan memberikan contoh yang baik, bukan sebaliknya seperti itu," ucap Yt.
Kendati demikian, ia bersyukur anaknya tidak sampai dilecehkan begitu parah seperti siswi lainnya.
"Alhamdulillah, anak saya tidak sampai dipegang anunya (alat kelamin). Ada anak lain yang anunya dimasukin jari dan dipraktekkin jarinya kaya gitu, saya juga malu sendiri mau mengatakannya," kata dia.
Saat anaknya mengatakan hal tersebut, ia awalnya takut melaporkannya ke pihak sekolah. Ia baru tergerak setelah ada orangtua siswi lain melaporkan hal tersebut terlebih dahulu.
"Ketika ada orangtua siswi lain lapor, makanya saya juga ikut lapor saja," kata Yt.
Tangan Pak Guru 'Gerilya'
Sementara itu, sejumlah siswa yang menjadi korban pelecehan seksual guru mengungkapkan modus yang dilakukan sebelum pelecehan. AL, siswi kelas 3 SD mengaku setiap kali mengikuti pelajaran Bahasa Inggris di kelasnya, kerap didekati gurunya.
Ia awalnya diajak ngobrol dan ditanya-tanya terkait pelajaran. Namun, tak lama berselang gurunya pun mulai meraba-raba bagian tubuhnya dari ujung rambut hingga ke paha bagian dalam.
"Sering sekali saat pelajaran, saya didekati sama Pak Guru itu. Awalnya ngajak bicara, tapi sambil ngelus-elus rambut saya. Enggak cuman itu saja, Pak Guru juga mengelus di paha saya. Tangannya Pak Guru masuk ke rok," aku siswi itu.
Hal serupa dialami siswi korban lain, KS. Ia mengaku pernah mengalami pelecehan yang dilakukan gurunya itu. Bahkan, pelecehan itu dilakukan beberapa kali saat berada di ruang kelas saat mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.
"Saat itu di dalam kelas saya diminta berdiri pak guru, kemudian pak guru memangku saya sambil tangannya megang-megang paha," ucap KS.
Tak hanya memangku KS, tangan guru itu ke dalam roknya. "Saya risih karena jarinya pak guru masuk ke tempat pipis terus gerak-gerak gitu. Karena saya takut, diam aja," kata KS.
Advertisement
Komnas PA Datangi Sekolah SD
Dugaan pelecehan seksual yang dialami 21 siswi SD Karangjambu Balapulang Tegal, Jateng mendapat perhatian serius Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Pada Rabu, 19 Oktober 2016, Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, Komisioner Komnas PA Jolanda Elviera dan Sekjen Danang Sasongko turun tangan merespons dugaan pelecehan seksual yang dilakukan EA.
Ia mendatangi sekolah dan langsung menemui dan bertanya langsung kepada para siswi yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh sang guru. Saat berada di dalam kelas, Arist meminta beberapa siswi yang menjadi korban untuk merekonstruksi kejadian saat tangan oknum guru 'nakal' itu kepada mereka.
Ia mengaku mendapatkan laporan terkait dugaan pelecehan seksual kepada 21 siswi di sekolah tersebut oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris.
"Terus terang kami telah mendapatkan laporan ada dugaan pelecehan seksual oleh seorang guru. Kedatangan kami di sini untuk mengecek langsung ke sekolah serta menemui anak-anak yang jadi korban itu," ucap Arist.
Sebelum mendatangi pihak sekolah, Arist sempat berbincang dengan korban dan orangtua korban. Ia menjelaskan, tujuan reka ulang tersebut untuk mengetahui cara oknum guru beraksi kepada korban.
"Berdasarkan penelusuran dan laporan yang kami terima dari 21 siswi tersebut, ada yang kelas 6, 5, 4, dan 1. Ternyata, ulah oknum guru sudah dilakukan satu tahun yang lalu," kata Arist.
Saat di berada di sekolah itu, ia sempat melihat satu ruang kelas yang kerap dijadikan oknum guru melakukan hal yang tak pantas kepada siswinya. Ruang kelas terletak tersendiri di belakang sekolah yang lumayan jauh dengan ruang guru ataupun ruang kepala sekolah.
Dari reka ulang yang dilakukan tersebut, Sekjen Komnas PA Danang Sasongko mengatakan kejadian dilakukan di kursi paling belakang ruang kelas tersebut. "Semuanya dilakukan di bangku belakang," ucap Danang.