Liputan6.com, Yogyakarta - Kaus bukan sekedar penutup tubuh. Kaus kadang jadi media ekspresi seni, media kampanye, bahkan terapi. Kaus yang model terakhir ini muncul di Yogyakarta, kaus untuk terapi pemakainya.Â
Kaus dengan logo Padmasana ini memasang simbol Jawa. Sebagian orang yang memakainya mengaku puas dan merasa diterapi.
Detik Wicaksono, pemilik Padmasana, mengatakan awalnya dia empati dengan banyak orang yang ingin ikut terapi penyembuhan namun terbentur biaya.
"Dari sana kepikiran apa ya, terus ketemu konsep kaus itu. Makanya brandingnya kan 'Pertama dan satu satunya yang mampu memberi efek terapi'. Jadi bisa detox, healing, dan relaksasi," ujarnya kepada Liputan6.com di Yogyakarta, Sabtu 22 Oktober 2016.Â
Advertisement
Baca Juga
Detik menyebutkan kini ada 12 desain yang sudah diciptakan mulai dari Kinara Kinari, Surya Nusantara, Tedja Kirana, Padmanaba, hingga Kamahayanikan. Â
Semua desain merujuk pada intuisinya tentang kehidupan dan simbol jawa. Intuisinya yang dimasukkan dalam prinsip Padmasana adalah tentang keselarasan gambar depan dan belakang yaitu logo Padmasana dan gambar dalam berupa kode bermakna atau secret code.
Menurut dia, secret code bukan hal baru tapi sudah diangkat sejak zaman dahulu. Secret code ini benar benar kearifan lokal.
"Saya masih ngalamin waktu kecil kita di sering diajak mbah mbah digendong kita dikerudungi jarik jadi tenang. itu secret code juga. Jadi bukan hanya doa tapi dari gambar itu sudah punya daya. Ini menggali kearifan lokal," ucapnya.
Kaus-kaus tersebut mendapat respon positif dari penggunanya. Dari testimoni banya pengguna, kata Detik, banyak kejadian aneh begitu mengenakannya.
Kejadian yang dialami Gede Sadiana, salah satu pengguna kaus, misalnya. Begitu kaus dipakai, dalam satu kesempatan tiba-tiba pejabat mendekat dan berfoto bersama. Ada juga yang sedang mencari nomor telepon temannya, dan tiba tiba ia mendapat yang dicari melalui kiriman surat.
Pengguna yang lain juga kembali menjalin hubungan yang terputus dengan kekasihnya setelah mengenakan kaus. "Ada yang lucu lagi biasanya bercinta sekali ronde tapi pakai kaus itu bisa dua ronde," kata Detik.
Detik menganggap semua testimoni pengguna itu karena tersugesti. Namun, ada beberapa wanita membelikan suaminya diam-diam. Hasilnya, suaminya jadi lebih kalem dan penuh pengertian.
"Ada wong wedok belikan buat suaminya. Ternyata ada terjadi perubahan perilaku," katanya.
Detik awalnya membuat 25 buah pada Maret 2015. Permintaan berkembang hingga mencapai dua ratus per bulan saat ini. Kaus yang dijualnya dibanderol Rp 100 ribu per buah.
"Sekarang mulai banyak pesanan dari luar negeri. Terakhir Hongkong, Singapura, Taiwan, Australia, dan Macau," kata Detik.