Liputan6.com, Purwakarta - Siapa bilang permainan tradisional tidak seasyik main game di gawai? Cobalah datang ke Taman Pasanggrahan Padjajaran yang berlokasi di Alun-alun Kiansantang, Purwakarta, di akhir pekan.
Di taman itu, dunia bermain anak-anak jauh lebih berwarna dan menguras tenaga karena memainkan permainan tradisional khas Sunda. Mulai dari jalangkungan (egrang), lompat tali dan karet, bebedilan (senapan bambu), kolecer (baling-baling bambu), congklak, ngadu kaleci (adu kelereng), sosorodotan upih (pelepah pinang) dan lainnya. Kesemuanya dimainkan mereka dengan riang.
"Biasanya kan main game tuh di HP, bosan juga. Kalau main seperti ini, ya banyak teman, terus bisa mencoba satu permainan dengan permainan lain," kata Putri Sutrisna, salah seorang anak, saat ditemui di Taman Pasanggrahan Padjajaran, Minggu, 23 oktober 2016.
Nyatanya, yang tertarik ke taman kota itu tak hanya anak-anak. Para orangtua juga sengaja datang mengantar anak-anak mereka sambil bernostalgia dengan masa kecil.
"Daripada mereka bermain game online, tubuhnya tidak bergerak, bahkan cenderung mengakibatkan anak-anak kita egois karena dituntut untuk menang. Kalau permainan di sini kan ada nilai kebersamaan," kata salah satu orangtua, Adi Suragol (36), warga Karanglayung, Kelurahan Nagri Kidul, Purwakarta.
Adi mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyediakan ruang untuk anak-anak mereka bermain. Sehingga, ruang publik yang dibangun saat ini benar-benar bisa dirasakan nilai dan manfaatnya. Dia berharap menyampaikan agar ruang serupa juga dibuat di setiap daerah di Purwakarta.
‪"Tentu kita dukung. Manfaat untuk anak-anak kita besar sekali. Saya sendiri bisa bernostalgia. Kalau diperbanyak tentu bagus," ujar Adi.
Kaulinan Barudak atau permainan anak di Purwakarta digelar saban akhir pekan. Kegiatan itu sebagai agenda rutin dan telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Baca Juga
"Acaranya digelar setiap hari Minggu, anak-anak yang datang mereka ramai bermain di Taman Pesanggrahan. Dengan adanya ruang bermain bagi mereka maka kecerdasan anak-anak akan terlatih melalui aneka permainan tradisional," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
‪Dedi sengaja menyediakan tempat bermain aneka jenis permainan tradisional di Taman Pesanggarahan, Alun Alun Kiansantang Purwakarta, karena saat ini permainan tradisional mulai ditinggalkan anak-anak.‬ Padahal, ia menilai permainan tradisional bagi anak-anak cukup bagus untuk meningkatkan kreativitas mereka.
Ia berpendapat semestinya permainan tradisional masuk dalam sistem atau metode pengajaran di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).‬ Metodologi pembelajaran anak usia dini yang terlalu akademis seharusnya diubah lebih dinamis.
‪"Anak-anak itu harus diarahkan pada pelajaran aplikatif dan pembentukan nalar kreatif, bukan pelajaran akademik. Saya rasa itu bisa diperoleh dari penerapan permainan tradisional," kata dia.‬
‪"Guru PAUD harus mengajak anak didiknya belajar ke sawah. Ajak ke kebun, ajarkan kepada mereka bagaimana cara menanam hingga memanen. PAUD harus dibersihkan dari mainan mekanis yang terbuat dari plastik dan besi," ujar Dedi lagi.‬
‪Dedi juga menilai, daya nalar kreatif siswa dapat didorong dengan cara siswa membuat mainannya sendiri.
Advertisement
"Contohnya ya seperti bermain mobil-mobilan yang dibuatnya sendiri dengan bahan alami‬ baik kayu maupun bambu atau permainan lainnya yang bisa membuat anak terus berkreasi dan mengekspresikan diri," kata Dedi.