Liputan6.com, Surabaya - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk lima SMA di Surabaya, Jawa Timur, yang akan dijadikan rujukan atau percontohan bagi sekolah lain guna melakukan proyek pemerataan kualitas pendidikan.
Ketua panitia sosialisasi, Jonni Sucahyono, mengatakan, kelima sekolah di Surabaya yang telah ditunjuk sebagai rujukan bagi sekolah lain, yaitu SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, SMA Muhammadiyah 2, SMA Al Hikmah, dan SMA Khadijah.
"Di Surabaya saat ini telah ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan sebagai sekolah rujukan. Dahulunya, kelimanya ini merupakan sekolah berbasis internasional atau yang lebih dikenal dengan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (24/10/2016).
Advertisement
Penunjukan lima sekolah sebagai sekolah rujukan ini, lanjut Jonni, berdasarkan beberapa penilaian. Di antaranya, telah menetapkan kurikulum 2013, telah menggunakan komputer ketika ujian nasional, nilai ujian nasional di atas rata-rata, memiliki integritas baik serta dalam lima tahun terakhir rata-rata hasil ujian nasionalnya baik.
Baca Juga
Dari beberapa indikator tersebut, lantas disematkan sekolah rujukan yang tidak hanya di Surabaya. Tetapi juga banyak sekolah lainnya tersebar di Indonesia.
"Ditunjuknya sekolah rujukan ini, guna meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran bagi sekolah yang lain. Mereka dapat menularkan ke beberapa sekolah, sehingga kualitas pendidikan bisa merata," kata Jonni.
"Sebenarnya bisa kami lakukan sosialisasi sendiri, tetapi kita berpikir untuk mengesampingkan kepentingan masing-masing sekolah. Demi menjadi sekolah rujukan," kata guru SMA Negeri 2 tersebut.
Pada acara sosialisasi yang digelar pada saat Car Free Day Surabaya itu, kelima sekolah mempertunjukkan aksi, keterampilan dan karya siswa-siswa. SMA Khadijah yang menampilkan Tari Saman, serta SMA Negeri 5 dengan grup musiknya. Juga beberapa modern dance yang turut memeriahkan acara tersebut.
Selain itu, karya ilmiah juga ditampilkan pada acara tersebut. Salah satunya, SMA Negeri 2 yang mampu membuat karya robotik. Robot ini bisa berjalan dengan menggunakan lintasan yang telah dibuat.
Lain halnya dengan SMA Al Hikmah yang mempertunjukkan karya siswa berupa pemberi makan ikan otomatis dengan menggunakan sistem aplikasi Android guna menggerakkan motor dalam memberikan makan ikan dengan sendirinya.
"Kalau untuk pemberi makan ikan ini, ide awalnya karena hewan peliharaan tersebut berbeda dengan yang lain. Tidak ada tempat penitipan ikan. Akhirnya para siswa membuat aquarium yang bisa memberikan makan sendiri. Dengan menggunakan sistem aplikasi android," kata guru SMA Al Hikmah, Ahmad Fais yang mendampingi siswanya melakukan demo.
Awalnya, mereka tidak memakai sistem aplikasi Android, melainkan menggunakan penangkap sinyal guna menggerakkan motor pemberi makan ikannya. Namun, ada masukan lebih baik menggunakan aplikasi. Sehingga lebih memudahkan dalam pengoperasiannya.
"Sistem ini pada dasarnya menggunakan alarm. Jadi bisa diset kapan saja. Tidak hanya terpaku pada aplikasi," kata salah satu guru sekolah rujukan di Surabaya tersebut.
Â